Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 April 2015

Belajar Sanitasi hingga ke Negeri Belanda

Holland Writing Competition 2015
Penulis : Khairil Ardhi
Tema : Air

“Tuntutlah ilmu hingga ke negeri china”, begitu pepatah yang sering kita dengar. Namun hal itu tidak untuk ilmu sanitasi. Untuk sanitasi belanda memang juaranya. Betapa tidak, banyak teknologi sanitasi  mereka telah mendunia sehingga tidak heran jika negeri Van Oranje ini menjadi kiblat banyak insinyur lingkungan. Berbagai inovasi teknologi terus mereka kembangkan mulai wadden marker, room of the river, new delta plan hingga yang terbaru hidrochip.


Bukti nyata teknologi sanitasi Belanda dapat kita lihat dari masa ke masa. Pada masa penjajahan, kita bisa melihat bagaimana Simon Stevin kala itu merancang Batavia dengan teknologi kanal yang pada masanya dijuluki sebagai kota surga abadi. Lalu lihat pula begitu banyak irigasi, perusahaan air minum dan saluran pembuangan air limbah yang dibangun di kota-kotaIndonesia pada masa penjajahannya. Eksistensi negara kincir angim tidak berhenti sampai disitu, kini dimasa Indonesia telah jaya, kita dapat melihat berbagai kerja sama bilateral di bidang air, diantaranya adalah bagaimana LSM Belanda SIMAVI menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarkat (Community Led Total Sanitation) yang bekerja sama dengan LSM Indonesia telah memberikan akses sanitasi kepada 500.000 orang untuk mendukung pencapaian MDGs (Mileinium Development Goals) di Indonesia.
Gambar 1. Delta Works Flood Protection in Netherlands
Sebagai seorang sanitarian saya sangat mengagumi belanda, negeri bunga tulip ini begitu lihai merencanakan dan membangun fasilitas sanitasi dinegaranya. Kekaguman ini bermula semenjak duduk dibangku kuliah ketika melihat dosen yang berencana mengambil gelar Doktornya disalah satu universitas Belanda. Beliau dengan semangat menggebu bercerita sambil memotivasi dan  meyakinkan kami bahwa memang benar Belanda adalah negara dengan sanitasi terbaik di dunia.

Sanitasi tidak hanya tentang air namun ada lingkungan udara dan tanah yang tidak terpisahkan dari siklusnya. Namun Belanda sangat memahami bahwa air merupakan elemen terpenting dari sanitasi. Air sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Air juga kebutuhan vital bagi manusia diantaranya sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Pengelolaan air juga tidak kalah pentingnya, air yang tidak di kelola dengan baik dapat menjadi sumber bencana seperti banjir dan air limbah yang menjadi sumber penyakit. Namun pengelolaan air dengan baik dapat menjadi sumber energi untuk kehidupan.

Secara geografis, Belanda merupakan negara berpermukaan rendah. Belanda juga sering disebut Nederland yang berarti negeri-negeri berdataran rendah. Permukaan tanahnya sangat rata sehingga hampir separuh dari daratannya berada kurang dari satu meter diatas permukaan laut. Dengan kondisi geografis seperti ni, Belanda sadar bahwa mereka berada di daerah rawan bencana.

Dalam sejarahnya, Belanda mengalami banjir pertama kali pada tahun 838, banjir All Saints pada tahun 1170, kemudian banjir St. Elizabeth pada tahun 1404 dan tahun 1421, banjir St. Felix pada tahun 1530, banjir semua santa pada tahun 1570, banjir natal pada tahun 1717, banjir zuiredence pada tahun 1916 dan banjir laut utara yang terjadi pada tahun 1953. Banjir yang terjadi pada tahun 1404 masuk kedalam sepuluh besar banjir terbesar yang pernah terjadi di dunia yang menenggelamkan 72 desa dan menelan korban hingga 10.000 jiwa.

Setelah dilanda banjir, Belanda berupaya menanggulanginya dengan membentuk Water Board pada tahun 1255. Water Board  atau dalam bahasa belanda dikenal sebagai Watercschappen atau Hoogheemraadschappen adalah badan pemerintah yang  bertanggung jawab mengenai banjir, kuantitas air, kualitas air dan pengelolaan air limbah. Dalam operasionalnya, Water Board  juga mengelola stasiun pompa, instalasi pengolahan air limbah, jalur air dan bangunan penahan banjir. Kini Water Board dengan teknologi dan inovasinya telah mampu mengelola air dengan baik.

Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah di Belanda

Awal mula pembangunan sanitasi di belanda terjadi ketika sistem penyediaan air bersih pertama dibangun pada tahun 1850. Saat itu angka kematian akibat water born disease sangat tinggi, namun seiring dilakukannya pembangunan fasilitas ini angka penyakit menurun ketika warga mendapat pasokan air bersih dengan kualitas yang baik. Memompa air dan mengalirkannya melalui media penyaringan pasir halus dilakukan Belanda untuk meningkatkan kualitas air bersihnya.

Sumber air di Belanda umumnya adalah air tanah dan air permukaan yang sebagian besar digunakan masyarakat yang berada di utara Belanda. Air permukaan yang mengandung kadar garam tinggi diolah dengan teknologi Kreegrug dan Drainzbuffer. Air hujan yang mengalami infiltrasi akan mengalir ke sungai dan waduk sehingga suplai air tetap terjaga. Menurut asosiasi pekerja air Belanda, kebocoran air dalam proses distribusi di bawah 6%, jauh dibawah negara-negara lain. Dengan ozonisasi, kini 99,9% penduduk belanda telah memliki akses air minum yang bebas klorin.

Belanda mulai mengelola air limbahnya pada tahun 1900. Pertumbuhan penduduk serta pembangunan pesat di belanda membuat kuantitas limbah semakin bertambah. Belanda terus melakukan  Inovasi pada  teknologi pengolahan air limbah. Pada tahun 2000, hampir 99% dari seluruh rumah tangga dan industri Belanda terhubung ke  sistem pengolahan air imbah terpadu.

Gambar 2. Salah satu instalasi pengolahan air limbah terpadu yang dikelola oleh Waterboard Vallei & Veluwe
Untuk menekan biaya dan mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia, Belanda menggunakan Nereda yang merupakan teknologi baru. Nereda adalah pengolahan air limbah secara biologis yang memanfaatkan biomassa granular yang membentuk butiran lumpur sehingga limbah terkonsentrasi dengan baik. Proses ini membuat  pengolahan lebih cepat dan menghemat energi lebih dari 20%.

Air sebagai Sumber Energi Terbarukan

Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan kunci keberlanjutan di masa mendatang. Pengelolaan air bersih dan air limbah yang dilakukan secara terpadu selain menghasilkan  kualitas air yang baik  juga menghasilkan limbah yang berasal dari pengolahan seperti lumpur dan sampah. Limbah yang dihasilkan dapat diolah dengan teknologi tertentu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Belanda dengan teknologinya menghasilkan energi dan bahan baku yang lebih ramah lingkungan dari limbah tersebut. Teknologi belanda ini banyak diadopsi negara lain yang juga berupaya melakukan pembangunan berkelanjutan.

Banyak teknologi Belanda yang telah terbukti menjadi sumber energi terbarukan. Diantaranya adalah biogas dari hasil pengolahan limbah secara biologis, pupuk lumpur  yang diolah dengan Phospat recovery hingga litrik yang dihasilkan dari putaran kincir angin. Dengan keberhasilannya, Belanda dijuluki negara dengan teknologi air terbaik. Kini eksistensi belanda mengelola air dapat ditemukan di banyak negara dengan berbagai program kerja sama pemerintah dan perusahaan Belanda yang bergerak di bidang air.

Referensi Tulisan
  1. Kedutaan Besar Kerjaan Belanda Jakarta Indonesia. Kerjasama pembangunan air [online], http://indonesia-in.nlembassy.org/organization/bagian-dalam-kedutaan/kerjasama pembangunan%5B2%5D/air.html. Diakses pada 24 April 2015
  2. Ministry of Infrastructure and the Environment, 2011. Water Management in the Netherlands [pdf], https://www.rijkswaterstaat.nl/en/images/Water%20Management%20in%20the%20Netherlands_tcm224-303503.pdf. Diakses pada 24 April 2015
  3. Ministry of Infrastructure and the Environment, 2014. Water Innovations in the Netherlands [pdf],  http://.org. Diakses pada 24 April 2015
  4. Van nereda RHDHV, 2015. Nareda, the Natural Way of Treating Wastewater [online], http://www.royalhaskoningdhv.com/en-gb/projects/nereda-the-natural-way-of-treating-wastewater/106. Diakses pada 24 April 2015

Referensi Gambar
  1. Delta Works Flood Protection in Netherlands, http://www.7wonders.org/europe/netherlands/rotterdam/delta-works/. Diakses pada 27 April 2015
  2. Salah satu instalasi pengolahan air limbah terpadu yang dikelola oleh Waterboard Vallei & Veluwe http://www.dutchwatersector.com/news-events/news/7159-waterboard-vallei-veluwe-starts-construction-energy-and-nutrient-facility-at-wwtp-amersfoort-the-netherlands.html. Diakses pada 27 April 2015

Rabu, 10 Desember 2014

7 Kasus Malaria di Kelurahan Bagan Barat Hingga November 2014

Musim hujan telah memasuki tahap akhir, perkembangan nyamuk sangat tinggi pada saat ini. Diperlukan tindakan kewaspadaan untuk pencegahan penyakit yang bersumber dari nyamuk. Januari hingga september tidak terdapat kasus penyakit yang bersumber dari nyamuk di wilayah bagan barat namun pada oktober dan november terdapat kasus baru malaria.

Telah  terjadi dua kasus malaria di Kelurahan Bagan Barat, kecamatan Bangko. Berdasarkan laporan dari Puskesmas pembantu Bagan Barat, 4 kasus terjadi di jalan Nelayan dan 3 kasus terjadi di jalan pulau baru. Area kasus ini berjarak 100 meter dari wilayah pelabuhan Bagan Siapiapi.

Untuk mencegah meluasnya penyebaran kasus malaria, Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai  wilayah kerja pelabuhan Bagan Siapiapi beserta kader juru pengamat jentik dan petugas Puskesmas Bagan barat melaukan survey dan abatesisasi pada wilayah yang terkena kasus. Rencana aksi cepat untuk penyebaran malaria akan dilakukan oleh Puskesmas Bagan Siapiapi.

Overview Port Health Office of Dumai as vector controller

Port Health Office (PHO Dumai) attempts to keep the incidence of vector born disease is low in the buffer and the perimeter area of Dumai Port. PHO Dumai continuing work based on data and evidence found in a sustainable manner to achieve the goal of preventing disease transmission as vectors.



What is a Vectors?

Vectors are insects and other arthropods that can play a role in disease transmission. Five main vector in Dumai port and the disease are:

1.Mosquitoes can transmit dengue fever and dengue, chikungunya, malaria, Japanese encephalitis and filariasis.
2.Fleas can transmit disease Pes.
3.Rodent Infectious Rodent Rat Bite Fever, leptospirosis and murine typhus.
4.Cockroaches can transmit cholera and penyakir due to food.
5.Flies can transmit the disease cholera, typhoid and paratyphoid, salmonellosis, dysentery.

PHO Dumai observed population activity vectors and vector cases of illness due to an ongoing basis. This gives a good understanding of the PHO more about the pattern of disease transmission and places that allow into place so that the development of vector control measures is easier to do.

PHO Dumai perform vector control not only the buffer area and the perimeter but also perform checks on conveyances and goods memunginkan be a live vector.

Minggu, 21 September 2014

Hari Perhubungan Nasional Kota Dumai Tahun 2014

KESPELDUMAI,- Pemerintah Kota Dumai memperingati Hari Perhubungan Nasional (HARHUBNAS) dipusatkan di halaman eks. kantor Walikota Dumai, Jala HR Soebrantas, Kecamatan Dumai Timur. Wakil Wali Kota Dumai, Agus Widayat bertindak sebagai pemimpin upacara. Dalam pidatonya, Wakil Walikota Dumai Agus Widayat mengajak segenap insan perhubungan agar dapat terus memantapkan komitmennya untuk bekerja lebih keras dan cerdas dalam melaksanakan program-programnya. Saat ini permasalahan yang dihadapi oleh sektor transportasi semakin kompleks. Aksesibilitas, keterjangkauan, transportasi massal, kelanjutan reformasi transportasi dan kepastian regulasi dalam penyelenggaraan transportasi menjadi isu yang harus segera diselesaikan, Rabu (17/9/14).
KKP Kelas III Dumai dalam Peringatan HARHUBNAS 2014
Tema dalam kegiatan tahun ini adalah melalui peringatan HARHUBNAS Kita Tingkatkan Pembangunan Sektor Transportasi Menuju Indonesia Yang Semakin Maju dan Sejahtera. Tahun 2014 ini, Pemerintah Kota Dumai kembali menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Jakarta. Penghargaan ini merupakan yang kedua kalinya diterima oleh Kota Dumai untuk bidang Pengelolaan Lalu Lintas. Penyerah penghargaan ini diwakili oleh Assisten II Bagian Pembangunan Syamsudin didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Marjohan, di Jakarta Kamis (11/9/14).

Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Aspek penataan transportasi yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya.

Dalam peringatan HARHUBNAS ini, Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan ikut hadir dalam Pleton gabungan dari instansi Bea dan Cukai, Imigrasi dan Karantina. Selain itu, tim Kantor Kesehatan Pelabuhan menjadi Tim Kesehatan pada kegiatan ini dengan penyediaan tenaga Medis dan Ambulance. Hingga berakhirnya kegiatan, tidak terdapat korban sakit dan jatuh pingsan.

Minggu, 14 September 2014

Kapal Pesiar dan Perlindungan Perairan dari Pencemaran

Kapal Pesiar adalah kapal yang dipakai untuk pelayaran pesiar. Penumpang menaiki kapal pesiar untuk menikmati waktu yang dihabiskan diatas kapal yang dilengkapi fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan hotel berbintang. Lama pelayaran pesiar bisa berbeda-beda, mulai dari beberapa hari sampai sekitar tiga bulan tidak kembali kepelabuhan asal keberangkatan.
Garbage Compactor di Kapal
Dalam pelayarannya, kapal pesiar menghasilkan banyak limbah seperti minyak, bahan kimia, plastik, limbah kotoran dan lainnya. Limbah yang mengapung dalam waktu tertentu terdampar ke pantai. Pembuangan limbah yang berasal dari kapal ini telah diatur dalam undang-undang atau hukum dan peraturan di tiap-tiap negara bahkan seluruh dunia. Dengan adanya peraturan tersebut, pelaut tidak dapat membuang limbahnya sembarangan diperairan.

Functional Sections Health And Medical Provide AEP Functionality



The Health and Medical function addresses the activities associated with the provision of emergency health and medical services at the airport. For the purposes of this section, health and medical include emergency medical service (EMS), public health, environmental health, mental health, and mortuary services. Related activities include:
  • Treatment, transport, and evacuation of the injured 
  • Removal of the dead; and disease control activities related to sanitation 
  • Prevention of contamination of water and food supplies during response operations during and after an emergency 
  • Depending on the needs and resources of a particular airport, consideration may be given to the preparation of separate sections for these functions
Situation and Assumptions. This section provides an overview and general assessment of the Health and medical capabilities of the airport to support emergency situations. Since most airports cannot sustain on-airport deliberate health and medical capabilities, this section should describe the capabilities of the surrounding communities it serves. This section should focus on:
  1. The airport’s capability to provide medical care, treatment, and transportation. 
  2. The overall support to victims, response personnel, and the general public during the emergency response and recovery phases. 
  3. Limitations or situations which may limit health and medical support. For example, those airports located in more remote areas may have limited medical/hospital support. Any such limitations should be discussed in this section. 
  4. Assumptions may include:
  • Maximum coordination and efficient use of off-airport medical resources will be required since this section addresses primarily large scale emergency and disaster events that would involve sufficient casualties and/or fatalities which may overwhelm local medical, health, and mortuary services capabilities. 

Amdal Lalu Lintas



Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Lalu Lintas atau yang sering disingkat AMDALLALIN biasa digunakan untuk menentukan dampak yang mungkin terjadi dari kegiatan usaha yang berhubungan dengan lalu lintas. Amdallalin biasa digunakan pada perusahaan Ekspedisi, pembangunan yang berhubungan dengan jalan raya, pembukaan kawasan perumahan atau kota. Berikut contoh studi kasus Amdallalin untuk jalan raya setelah adanya pembangunan perumahan.

Pembangunan perumahan berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of service/LOS), maka perlu untuk dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar tidak terjadi penurunan LOS. Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan Spring Tomorrow, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482 Dengan hasil analisis tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun mendatang ternyata masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu dibawah 0,80, kondisi jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C. Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang (Tahun 2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (Tahun 2015) menunjukkan nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 yang artinya jaug diatas tingkat derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan kendaraan masih bisa dikendalikan.

Referensi : Oleh Sri Utami Seyowati dalam Studi Kasus Pembangunan Perumahan Spring of Tomorrow Sidoarjo Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Dan Persimpangan pada Jurnal NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Sabtu, 30 Agustus 2014

Anda Calon Jamaah Haji ? 5 hal yang harus diketahui untuk tetap sehat selama beribadah

Musim haji telah tiba,  sebentar lagi  Calon Jemaah Haji Indonesia akan berangkat ketanah suci. Disana jemaah akan melaksanakan ibadah lebih kurang selama empat puluh hari. Dalam pelaksanaanya, Jemaah akan mengalami tantangan perubahan iklim seperti cuaca yang sangat panas dan rendahnya kelembaban. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan sebagai berikut :
  • Heat Stroke atau cedera panas disebabkan karena suhu panas yang tinggi serta aktivitas yang berlebih yang meningkatkan  suhu tubuh. Heat stroke berawal dari terjadinya heat cramp dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tingggi, lalu diikuti dengan het exhaustion atau kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Kelelahan terjadi jika anda tidak mempedulikan  gejala heat cramp seperti kepala pusing dan terasa ringan, kram otot, mual dan kulit terasa dingin. 
  • Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran bahkan meninggal dunia.
  •  Severe Fatique adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. penyebab dasar kelelahan dari individu adalah stress dan emosi, depresi, penyakit medis, gangguan tidur dan terlalu banyak makan (gizi berlebih).
Dikutip dari bisnis.com (30 agustus 2014), Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Calon Jamaah Haji yang hendak berangkat ketanah suci hendaknya memperhatikan 5 hal berikut ini : 
  1. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama konsumsi makanan bergizi, olah araga dan cukup istrahat. 
  2. Cobalah adaptasi bertahap dengan berjalan di panas matahari. 
  3. Di Arab Saudi selalu upayakan berada ditempat keteduhan  dan siapkan handuk kecil basah setiap saat. 
  4. Lebih banyak minum air putih saat di Arab Saudi. 
  5. Saat di Arab Saudi, perbanyak makan buah yang tersedia disana.

Minggu, 10 Agustus 2014

Kewaspadaan Isolasi Dalam Pencegahan Infeksi Di Pelayanan Kesehatan

Tulisan ini berisi tentang Kewaspadaan isolasi dalam pencegahan infeksi di pelayanan kesehatan. Dewasa ini, perkembangan penyakit sangat meresahkan, seorang yang sehat ketika berkunjung di tempat pelayanan kesehatan bisa saja tertular penyakit tanpa disadarinya. Penularan penyakit melalui cairan tubuh serta lingkungan di tempat pelayanan kesehatan harus mendapat perhatian khusus. Sebagai perbandingan, bahwa tingkat infeksi nosokomial di Eropa dan Amerika adalah rendah yaitu sekitar 1 %. Sedangkan di Negara Asi, Amerika Latin dan Sub Sahara Afrika yang tinggi hingga mencapai 40 %. Kewaspadaan standar ini dapat menjadi program atau kegiatan Sanitarian di Rumah Sakit atau tmpat pelayanan kesehatan lainnya. SK Menkes No.382/Menkes/SK/III/2007 tentang pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi acuan dalam menyusun kewaspadaan Isolasi dalam pencegaha infeksi.

Kewaspadaan standar (Standard Precuations) disusun oleh CDC  tahun 1966 dengan menyatukan Universal Precuation (UP) atau kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh yang telah dibuat tahun 1985 untuk mengurangi risiko terinfeksi pathogen yang berbahaya melalui darah dan aciran tubuh lainnya dan Body Subtance Isolation (BSI) atau Isolasi Duh Tubuh  yang dibuat tahun 1987 untuk mengurangi risiko penularan patogen yang berada dalam bahan yang berasal dari tubuh pasien terinfeksi.

Dua Lapis Kewaspadaan Isolasi

Kewaspadaan Standar. Kewaspadaan yang terpenting, dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum diagnosis ditegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada. Strategi utama untuk PPI, menyatukan Universal Precautions dan Body Substance. Isolation Adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi Rutin dan harus diterapkan terhadap Semua Pasien di Semua Fasilitas KesehatanKewaspadaan Standar untuk pelayanan semua pasien. Kategori I meliputi: 
  • Kebersihan tangan/Handhygiene
  • Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata pelindung), face
  • shield (pelindung wajah), gaun
  • Peralatan perawatan pasien
  • Pengendalian lingkungan
  • Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
  • Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
  • Penempatan pasien
  • Hygiene respirasi/Etika batuk
  • Praktek menyuntik yang aman
  • Praktek untuk lumbal punksi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmi
Sebagai tambahan Kewaspadaan Standar, terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya. Rekomendasi dikategorikan sebagai berikut :

  • Kategori I A : Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit, telah didukung penelitian dan studi epidemiologi.
  • Kategori I B : Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit dan telah ditinjau efektif oleh para ahli di lapangan. Dan berdasar kesepakatan HICPAC (Hospital Infection Control Advisory Committee) sesuai dengan bukti rasional walaupun mungkin belum dilaksanakan suatu studi scientifik.
  • Kategori II : Dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah sakit. Anjuran didukung studi klinis dan epidemiologik, teori rasional yang kuat, studi dilaksanakan di beberapa rumah sakit.
  • Tidak direkomendasi : Masalah yang belum ada penyelesaiannnya.Belum ada bukti ilmiah yang memadai atau belum ada kesepakatan mengenai efikasinya.
Kewaspadaan berdasarkan transmisi dibutuhkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi dibuat untuk diterapkan terhadap pasien yang diketahui maupun dugaan terinfeksi atau terkolonisasi patogen yang dapat ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak dengan kulit atau permukaan terkontaminasi. Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi :
  1. Kontak
  2.  Melalui droplet
  3.  Melalui udara (Airborne)
  4.  Melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan)
  5. Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus)
Catatan : Suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara. Kewaspadaan berdasarkan transmisi ini dapat dilaksanakan secara terpisah ataupun kombinasi dengan Kewaspadaan Standar seperti kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan menggunakan sabun, antiseptik ataupun antiseptik berbasis alkohol, memakai sarung tangan sekali pakai bila kontak dengan cairan tubuh, gaun pelindung dipakai bila terdapat kemungkinan terkena percikan cairan tubuh, memakai masker, goggle untuk melindungi wajah dari percikan cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA.
Buku pedoman dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayan kesehatan lainnya.Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indoensia(PERDALIN) cetakan pertama tahun 2007.

Senin, 30 Juni 2014

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai Ikut Berpartisipasi Dalam National Marpolex 2014


Kespel Dumai-Untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran laut diperairan Dumai, Kementerian Perhubungan dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Dumai melaksanakan Pelatihan Nasional dan Simulasi Penanggulangan Pencemaran  Laut (National Marine Pollution Exercise 2014/National Marpolex14) yang dilaksanakan di Pelabuhan Kawasan Industri Dumai pada tanggal 18 s/d 20 Juni 2014 . Kegiatan ini merupakan kegiatan skala Nasional dari Kementerian Perhubungan. Beberpa instansi yang turut hadir dalam kegiatan Marpolex 2014 ini adalah, TNI AL dan Polisi Perairan, Pemerintah Provinsi Riau, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup Kota Dumai, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai, Badan SAR Nasional Riau dan perusahaan nasioanl dan multinasional yang berada di dumai seperti PT.Wilmar, PT.Pertamina RU II Dumai dan PT.Chevron Pasific Internasional Dumai.
Komitmen Pimpinan Instansi Dalam Marpoloex 2014
Acara ini resmi dibuka secara langsung oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Dalam sambutanya, Captain Bobby R Mamahit bertempat di Pelabuhan Kawasan Industri Dumai, mengatakan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran dimana undang undang itu mengamanatkan Perlindungan Lingkungan Maritim. Dia juga mengajak seluruh komponen masyarakat pelabuhan, stakeholder kegiatan pelabuhan baik pemerintah maupun swasta turut serta berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan agar dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Hubla dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Dumai membentuk TIM Nasional Penanggulangan Pencemaran Laut di Pelabuhan Dumai. Menutup arahannya, Dirjen Hubla berharap dengan adanya Tim ini dapat melatih keahlian dan kewaspadaan petugas mana kala terjadi kasus pencemaran di Pelabuhan Dumai.
Kebakaran Kapal dan Penggunaan Kapal Oil Boom
 Untuk tersedianya Tim Pengandali yang berkompeten, sebelum simulasi penanggulangan pencemaran, maka di adakan Table Top Oil Spill Simulattion. Dalam pelatihan ini, kasus yang disimulasikan adalah terjadinya tabrakan Kapal yang berbuatan bahan bakar minyak sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran di kapal dan juga terjadinya tumpahan minyak yang menyebabkan terjadinya pencemaran laut.  Dalam simulasi ini, Tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan berada pada Tim Penanggulangan Dampak dan Tim respon cepat penanggulangan korban kebakaran. Dalam simulasi ini juga, Kantor Kesehatan Pelabuhan menyiagakan dua buah ambulance dan petugas medis untuk penaggulangan korban kebakaran kapal. 
Penanganan Korban Kebakaran dan Tenggelam
Acara Marpolex 2014 ini ditutup oleh Direktur KPLP yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan pada tanggal 20 Juni 2014. Dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana Marpolex 2014 Dumai memberikan evaluasi pada simulasi yang telah dilakukan; diantarnya Oil Boom pada kapal yang lama mengembang tidak sesuai dengan perkiraan waktu yang telah ditentukan. Hal ini sangat beresiko, mengingat Oil Boom sebagai langkah awal dalam upaya untuk mencegah semakin meluasnya wilayah yang terkena dampak akibat pencemaran.