Tampilkan postingan dengan label K3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label K3. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Maret 2014

Identifikasi Resiko Kegagalan Penggunaan Crane di Pelabuhan Rakyat



Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai Wilayah Kerja Pelabuhan Bagan Siapiapi. Pelabuhan merupakan tempat kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/ atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal. Dalam prosesnya, pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan, baik dalam pelayaran maupun kegiatan penunjang seperti bongkar muat barang.  Dalam aktifitasnya, pelabuhan melakukan bongkar muat barang dari tempat satu ke tempat yang lainnya atau ke tempat yang lebih tinggi, dimana biasanya memerlukan alat bantu seperti crane untuk melakukan proses pemindahan itu.


Crane adalah alat pengangkut dan pemindah material yang bekerja dengan prinsip tali. Penggunaan alat seperti crane dapat mengurangi beban kerja buruh angkut pelabuhan yang meminimalisir resiko penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja. Proses pengangkatan dengan crane juga mempunyai resiko yang besar untuk terjadinya kegagalan yang mengakibatkan kerusakan property, kecelakaan kerja maupun pencemaran lingkungan. Namun resiko itu dapat dikendalikan dengan membuat perencanaan yang baik sepert pemilihan jenis crane, Safety Weight Loading, dokumen kelayakan crane dan memperhatikan kondisi alam seperti cuaca dan adanya bencana alam.

Berikut ini akan dijelaskan safety device crane yang perlu diperhatikan untuk mencegah kegagalan dalam penggunaan crane :


  1. 1.    Boom limit switch : pengaman pada crane untuk mencegah berlebihnya derajat angkat sehingga beam dari crane tersebut menabrak ke body utama dari crane dan dapat berakibat hilangnya ke stabilan saat proses lifting dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle plate).
    2.   Hook Latch :pengaman pada hook crane yang berguna untuk mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar tidak terlepas dari hook itu sendiri.
    3.   Kekuatan tanah pijakan Crane (Lembut / berair, berlumpur atau tanah keras SWL (Safety Weight Load) dari Lifting Tackles Tempat yang akan dijadikan lay down atau tempat penurunan peralatan yang akan di pasang atau di pindahakan telah dalam kondisi aman dan sesuai dengan peralatan tersebut.
    4.   Sling merupakan alat bantu dalam pekerjaan lifting, terbuat dari material seperti rantai, kawat, baja atau bahan sistetis, yang diikatkan dan dieratkan pada benda atau beban yang akan diangkat dan dikaitkan pada hook crane pada saat proses lifting.

    Adapun Hal – hal yang dapat menyebabkan gagalnya proses pengangkatan yaitu:
    1.      Buruknya kondisi mesin / crane.
    2.      Konfigurasi mesin tidak sesuai dengan spesifikasi.
    3.      Penggunaan / pemasangan outriggers yang tidak tepat.
    4.      Lantai / tanah pijakan yang lembut / berlumpur.
    5.      Crane tidak sesuai dengan beban yang akan nya) tidak sesuai dengan beban yang akan diangkat (dari segi SWL, jenis dan kapasitas angkat.
    6.      Pengangkutan dari sisi samping.
    7.      Pengayunan berulang – ulang.
    8.      Dampak dari naik – turunnya akselerasi saat pengangkatan dalam waktu yang singkat dan cepat.
    9.      Tinggi nya kecepatan angin
     

Senin, 16 Desember 2013

PROPER 2013

Sabtu malam ku sendiri, tiada temanku lagu.disekitar kulihat semua# Red Lagu, haha :)

Bengong, gak banget, mending malam ini kita habis in waktu dengan olah raga jari menjelang waktu tidur mala mini, yang katanya malamnya mud-mudi. Gue masih muda ?? :)  hahaha…


Weell. Hari ini baca email dari milis group AMDAL FAI, da berita bagus, Proper 2013 udah diumumkan,
dan saying rasanya berita bagus ini gak gue sebar luaskan buat lu yang cinta abiez dengan dunia Kesehatan Lingkungan Industri J, aje gile bahasa gue ilmuan banget. Finaly, mala mini topic kita tentang Proper. Proper ? ya benar, salah satu program Kemenleh dalam hal pengawasan Industri. Program ini bersinergi dengan program lainnya men, seperti hokum dan ekonomi,ntar baca lengkap za ya, biar tau dimana sinerginya. Dalam progam ini juga, lu sebagai QHSE, HSE, SHE bisa nunjukin kemampuan lu untuk nunjukin bahwa lu Environment Expert. :). Let’s writing !


Setiap perusahaan sudah selayaknya menjaga kelestarian lingkungan dalam melakukan aktifitas usahanya. Dengan tetap menjaga lingkungan, maka akan mendapat hasil positif baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Dalam usaha penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungannya, perusahaan akan diawasi oleh pemerintah. Salah satu program pemerintah dalam pengawasan perusahaan dalam menjaga lingkungannya adalah PROPER. Empat kegiatan utama yang tercakup dalam pelaksanaan PROPER, meliputi pengawasan penaatan perusahaan, penerapan keterbukaan dalam pengelolaan lingkungan atau public right to know, pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan pelaksanaan kewajiban perusahaan untuk menyampaikan informasi terkait pengelolaan lingkungan.


PROPER merupakan salah satu program unggulan KLH yang berupa kegiatan pengawasan dan pemberian insentif dan/atau disinsentifkepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. “Penghargaan PROPER bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency),” kata Menteri LH Balthasar Kambuaya.


Skrining HIV AIDS Di Daerah Transmigran


12 September 2013, pekan kedua gue hidup di Bagan Siapiapi, salah satu wilayah kerja pelabuhan  dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai. Pindah kesini surprise banget buat gue J, coz sebelumnya baru jalan dua bulan  gue migrasi ke Sei Pakning, yang juga salah satu wilayah kerja dari kantor. Well, pekan ke dua September, gue udah dapat jejaring untuk mendukung kerjaan, awalnya main Ke Dinkes, eh sesuatu banget ya, ketemu lagi dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Rokan Hilir ditempat yang sama, Alhamdulillah ya, dapat jalan untuk nambah ilmu lagi, nambah teman lagi, keep calm guys J.
Seperti biasa, ikut event yang nambah wawasan, berhubungan ma kerjaan terlebih lebih gak perlu modall, itu sesuatu banget men J
Dokumentasi Pribadi
Bekerja sebagai nelayan dan petani sawit, itu gambaran umum pekerjaan masyarakat di daerah itu, kita sebut saja Pulau X. Ya betul, sebuah pulau diselat bagan, yang menjadi daerah transmigran dari masyarakat yang berasal dari pulau jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Etnis jawa, tionghoa, banjar, bugis, dan batak hidup rukun dalam keragama disini.
Awal kegiatan ini kami rencanakan pada area lokalisasi di Pulau tersebut. What ? lokalisasi ? Ya benar, lokalisasi yang seakan akan dilegalkan, tanpa adanya pengawasan, bermodus layaknya seperti rumah-rumah warga dibatasi bilik-bilik kayu yang nyaris roboh, mereka masih tetap eksis untuk mnjajakan dirinya, entah untuk bertahan hidup atau memang menjadi kebutuhan. Feeling sad L tentu saja masyarakat yang tinggal di sekitar Pulau X menjadi kelompok beresiko dengan adanya lokalisasi tersebut.

Minggu, 20 Mei 2012

Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)

SCBA DAN BAGIANNYA

Teman, sebelum melangkah lebih jauh, kita harus mengetahui apa sebenarnya SCBA itu. SCBA adalah alat bantu pernapasan untuk waktu tertentu sesuai dengan jumlah oksigen yang tersedia pada alat tersebut1. SCBA terdiri dari dari Tabung(botol) bertekanan udara masker dan peralatan-peralatan pembawa2.  SCBA diisi dengan udara bebas sebagai alat bantu pernapasan.

JENIS SCBA
Ada tiga macam SCBA,yaitu2 :
·      SCBA Rescue unit adalah SCBA yang digunakan sebagai alat bantu pernapasan pada waktu melakukan proses pertolongan/penyelamatan atau pada saat melakukan pekerjaan dilingkungan yang terkontaminasi gas berbahaya. Waktu optimal penggunaan SCBA jenis ini selama 30 menit.

·     SCBA work unit adalah jenis SCBA yang digunakan selama sekitar 10 menit, dan SCBA jenis ini dilengkapi alat penyambung uadara untuk botol-botol cadangan udara lainnya. Karena adanya penyambungan maka SCBA ini dapat digunkan lebih dari 30 menit.

·     SCBA Escape Unit adalah SCBA yang digunakan untuk membantu pernapasan pada waktu meninggalkan lokasi berbahaya menuju lokasi yang aman dengan waktu penggunaan 10 menit. SCBA ini sering digunakan untuk pertolongan korban yang telah terpapar bahan berbahaya pada saat evakuasi. SCBA ini sering disebut SCBA emergency.

PENGISIAN ULANG SCBA
Sahabat, penggunaan SCBA harus selalu dalam keadaan terkontrol yaitu pengguna harus memastikan bahwa kandungan udara dalam SCBA benar-benar cukup ketika melakukan pekerjaan. Apabila kandungan Udara dalam SCBA telah habis, pengisian dapat dilakukan dengan pengisian air breathing compressor bertekanan tinggi denga filter-filter khusu untuk menyaring udara dan mengurangi kandungan air2. Udara yang dihasilkan kompresor secara berkala harus dilakukan uji kandungan, untuk memastikan kondisi dan kandungan udara yang dihasilkan. Sama halnya dengan botol SCBA juga harus dilakukan hidro test untuk memastikan kondisi dan kekuatan botol terhadap tekanan.

Sahabat, Perlu diperhatikan dalam pengisian SCBA akan mengakibatkan botol menjadi panas, karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan suhu. Untuk itu harus dilakukan peredaman panas  dengan cara merendam botol pada saat pengisian. Hal ini dilakukan sebagai keselamatan kerja dan menupayakan suhu botol dalam keadaan stabil sehingga setelah pengisian dilakukan botol tetap dalam keadaan dingin.

PERHITUNGAN WAKTU PENGGUNAAN SCBA

Rumus pengunaan waktu SCBA sebagai berikut :

Waktu penggunaan = volume botol (liter) x preasure (bar) / 40 liter/menit

40 liter/menit adalah kebutuhan udara rata-rata seseorang pada saat bekerja berat.

Contoh :

bila diketahui volume botol 9 liter dan tekanan 300 bar, maka = 9 x 300 / 40 = 2700 / 40 = 67,5 menit

waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit waktu cadangan, sehingga dari contoh tersebut maka waktu optimumnya adalah 47,5 menit.

Sahabat, jia ada penjelasan yang kurang jelas  mari kita diskusikan untuk menambah bekal pengetahuan kita. Salam QHSE.!!

Referensi :

1.      Healthy safety protection
2.     H2S monitoring & safety ELNUSA

Senin, 26 Maret 2012

Prinsip Utama P3k

A. Pelaksanaan P3K, berupa:
  1. Tindakan yang harus dilakukan segera dan selalu diarahkan untuk penyelamatan hidup, dan
  2. Tindakan yang dapat dilakukan kemudian untuk pencegahan cacat dan menghindari kondisi korban memburuk
B. Tindakan yang Tak Boleh (Dilarang) dilakukan:
  1. Tindakan yang akan membahayakan hidup
  2. Tindakan yang memperburuk korban, atau
  3. Tindakan yang dapat menimbulkan cacat di kemudian hari
C. Rencana Pertolongan harus mempertimbangkan bagaimana
  1. Mempertahankan hidup korban, (periksa keadaan umum)
  2. Mengurangi penderitaan (perlu diteliti keadaan lokal)
  3. Mencegah pengotoran luka dan penderitaan lebih lanjut
  4. Secepat mungkin mengirim korban kepetugas kesehatan setempat.
D. Urutan tindakan P3K pada umumnya:
  1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
  2. Amankan korban dari tempat berbahaya.
  3. Perhatikan keadaan umum korban.
  4. Lakukan tindakan untuk mengatasi:
  • Gangguan pernafasan
  • Gangguan Perdarahan
  • Gangguan kesadaran
  • Segera lakukan pertolongan yang lebih sempurna, dengan sarana yang tersedia
  • Apabila korban sadar, langsung beritahukan dan tenangkan korban
(Sumber: Pedoman P3K-II, PMI,1990)

RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
DENGAN JUMLAH PEKERJA/BURUH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

Klasifikasi Tempat Kerja.
Jumlah Pekerja/Buruh.
Jumlah petugas P3K.
Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah.
25 – 150.
1 orang
> 150
1 orang untuk setiap 150 orang atau kurang.
Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi.
< 100
1 orang
> 100
1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang

ISI KOTAK P3K

No.
ISI
KOTAK A
(Untuk 25 pekeja/buruh atau kurang)
KOTAK B
(Untuk 50 pekerja/buruhatau kurang)
KOTAK C
(Untuk 100 pekerja/buruh atau kurang)
1.
Kasa steril terbungkus.
20
40
40
2.
Perban (lebar 5 Cm).
2
4
6
3.
Perban (lebar 10 Cm).
2
4
6
4.
Plester (lebar 1,25 Cm).
2
4
6
5.
Plester Cepat.
10
15
20
6.
Kapas (25 gram).
1
2
3
7.
Kain segitiga/mittela.
2
4
6
8.
Gunting.
1
1
1
9.
Peniti.
12
12
12
10.
Sarung tangan sekali pakai.
2
3
4
11.
(pasangan)
2
4
6
12.
Masker.
1
1
1
13.
Pinset.
1
1
1
14.
Lampu senter.
1
1
1
15.
Gelas untuk cuci mata.
1
2
3
16.
Kantong plastik bersih.
1
1
1
17.
Aquades (100 ml lar.Saline)
1
1
1
18.
Povidon Iodin (60ml)
1
1
1
19.
Alkohol 70 %.
1
1
1
20.
Buku panduan P3K di tempat kerja.
1
1
1
21.
Buku catatan.
Daftar isi kotak.
1
1
1

JUMLAH PEKERJA/BURUH, JENIS KOTAK P3K
DAN JUMLAH KOTAK P3K
Jumlah
Pekerja/Buruh
Jenis kotak P3K
Jumlah Kotak P3K
Tiap 1 (Satu) Unit Kerja.
Kurang dari 26
Pekerja/buruh
A
1 kotak A
26 s.d 50
Pekerja/buruh
B/A
1 kotak B atau,
2 kotak A.
51 s.d 100.
Pekerja/buruh
C/B/A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A.
Setiap 100
Pekerja/buruh.
C/B/A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A.

Keterangan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B.

Keterampilan Pertama Pada Kecelakaan

Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
  •  Berhenti bernafas
  •  Pendarahan parah
  •  Shok
  •  Patah tulang
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
  
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
  • Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
  • Rahang ditarik sampai mulut terbuka
  • Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
 Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
  • Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
  • Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
P3K bagi korban Sengatan Listrik
  • Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
  • Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
  •  Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
  • Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
  • Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
  • Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
  • Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
  • Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
Tanda-tanda Shok:
  • Denyut nadi cepat tapi lemah
  •  Merasa lemas
  •  Muka pucat
  •  Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
  •  Merasa haus
  •   Merasa mual
  •  Nafas tidak teratur
  •  Tekanan darah sangat rendah
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
  • Menghentikan pendarahan
  •  Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
  • Memberi nafas buatan
  • Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
 Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
  •  Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
  • Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
  • Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
  • Usahakan pasien tidak melihat lukanya
  • Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
  •  1 sendok teh garam dapur
  • ½ sendok teh tepung soda kue4-5 gelas air
  • dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
  • perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
  • Cepat-cepat panggil dokter
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
 P3K patah tulang
  Tanda-tanda patah tulang:
  •  Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
  •  Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
  • Ada rasa nyeri kalau digerakkan
Kulit tidak terasa kalau disentuh Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

 Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
 Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
  • Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
  • Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
  • hentikan pendarahan serius yang terjadi
  • usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
  • upayakan lalu lintas udara tetap lancer
  • jika diperlukan buatlah nafas buatan
  • jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
  • Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
  • Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
 Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya

 Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
  • Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
  • Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
  • Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
  • Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
  Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
  • Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
  • Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
  • Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
  • Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
 Patah Tulang Lengan Bawah
  • Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
  • Patah Tulang di paha
  • Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
  • Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
  • Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
  • Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
  •  Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
Pembalut dan Pembalutan
 Pembalut
Macam-macam pembalut:
  • Pembalut kasa gulung
  • Pembalut kasa perekat
  • Pembalut penekan
  • Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
  • Gulungan kapas
  • Pembalut segi tiga (mitella)
 Pembalutan
  • Pembalutan segitiga pada kepala, kening
  • Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kak
  • Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
  • Membalut telapak tangan dengan pembalut das
  • Pembalutan spiral pada tangan
  • Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
  • Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
  • Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
  • Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
  • Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
  • Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah
  • Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
PENUTUP
Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kpada orang lain.