Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juni 2014

Posko Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai Pada Acara Nasional Ritual Bakar Tongkang

Kespel Dumai-Dalam pelaksanaan kegiatan Ritual Bakar Tongkang yang merupakan agenda pariwisata nasional di Bagan Siapiapi, maka Kantor Kesehatan  Pelabuhan Kelas III Dumai melaksanakan posko kesehatan  pada situasi khusus. Kegiatan ini sendiri berlangsung diwilayah Buffer Pelabuhan Bagan Siapiapi yang merupakan wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai. Dalam acara ini, Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk siaga terhadap masalah kesehatan yang mungkin terjadi dengan meniyagakan Mobil Ambulance serta petugas yang berada ditengah kerumunan masyarakat. Selain itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai juga melakukan pemeriksaan sanitasi penjual makanan disekitar lokasi kegiatan.


Acara ini dibuka secara resmi oleh Menkokesra, Agung Laksono dan Gubernur Riau, Annas Makmun. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan pucak pelaksanaan acara ini berlangsung pada tenggal 14 Juni 2014. Kegiatan dilakukan dilapangan terbuka yang dihadiri ribuan warga. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung pukul 12:00 wib hingga 17:00 wib. Pelaksanaan kegiatan ini dapat berdampak terhadap kesehatan seperti terjadinya gangguan pernafasan karena udara yang tidak sehat karena banyaknya asap yang muncul dari pembakaran tongkang, dehidrasi dan pingsan yang terjadi karena ramai dan padatnya masyarakat yang mengikuti kegiatan ini serta memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan yang mungkin berasal dari makanan yang dijual disekitar lokasi kegiatan Ritual Bakar Tongkang.

Dalam pelaksanaan kgiatan ini, ditemukan adanya masyarakat yang mengalami dehidrasi dan pingsan. Tim Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai bertindak cepat memberikan pertolngan pertama kepada korban sehingga korban dapat ditangani dengan baik oleh tim Kesehatan.

Jumat, 23 Mei 2014

Epidemiologi Ebola Virus Disease

Mengenal Ebola

“Menteri Kesehatan Guinea melaporkan pada 3 mei 2014, total kasus Ebola Hemorraghic Fever (EHF)
Kasus Ebola di Guniea
suspek yang dikonfirmasi sebanyak 231 orang dengan 155 kematian dan 127 prang kasus positif yang telah diperiksa laboratorium. Jumlah pekerja pada pelayanan kesehatan yang diduga terinfeksi sebanyak 24 orang dengan 16 orang yang telah meninggal. Kota lain yang telah dilaporkan terdapat dugaan kasusn adalah Guekedou, Macenta, Kissidougou, Dabola dan Djingaraye” CDC Travel Notice

Telah terjadi peningkatan kasus Ebola Virus Disease (EVD) di Afrika. Virus tersebut telah menyebar di negara-negara Afrika Barat seperti Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Ebola merupakan sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di Provinsi Sudan Barat dan di wilayah terdekat dari Zaire pada tahun 1976. Ada lima spesies virus ebola, yaitu Bundibugyo, Pantai Gading, Reston, Sudan dan Zaïre. Spesies Bundibugyo, Sudan, dan Zaire adalah spesies yang dikaitkan dalam wabah besar virus.

Masa inkubasi Ebola 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari denga gejala penyakit ini meliupti demam tinggi (setidaknya 38.8 ° C, 101.8 ° F), sakit kepala parah, sakit perut, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing, pendarahan internal dan eksternal. Sebelum pastinya penyebab penyakit karena Ebola, dugaan, gejala-gejala awal ini menyerupai malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri. Sedangkan diagnosis Ebola dilakukan dengan pemeriksaan sampel air liur dan urin. Ebola didiagnosis dengan tes Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay (ELISA).
Epidemiologi Ebola
  1. Apakah ada kasus Ebola di Indonesia ?Hingga saat ini, belum ditemukan adanya kasus Ebola di Indonesia. Ebola masih menyebar di negara-negara afrika barat. "Sejauh ini penyakit ini tidak sampai ke Asia.
  2. Kapan Ebola menyerang ? Ebola dapat menyerang kapan saja, tidak mengenal waktu dan musim.
  3. Bagaimana penularan Ebola ? Menurut penelitian, Ebola ditemukan pada kelalawar dan simpanse. Penularan dapat terjadi melalui hewan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Buah-buahan dan sayuran yang telah terkontaminasi oleh air liur dan cairan tubuh kelalawar dapat menjadi sumber penularan Ebola.  Penularan secara langsung dapat terjadi dari manusia kemanusia melalui cairan tubuh, kulit,  melalui droplet dan paparan conjuctiva. Penggunaan jarum suntik yang telah terkontaminasi ebola juga dapat menjadi media menularan.
  4. Pencegahan ebola ? Menghindari kontak dengan pasien, keluarga yang telah terinfeksi ebola. Selain itu, meniadakan perjalanan kedaerah yang telah terjangkit ebola merupakan upaya pencegahan yang maksimal untuk menghindari ebola.
Pencegahan Masukknya Ebola di Indonesia


Hingga saat ini belum ditemukan kasus ebola di Indonesia. Ebola masih menyebar dinegara-negara afrika tengah. Untuk mencegah masuknya ebola ke indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai garda terdepan di point entry melakukan upaya cegah tagkal terhadap kapal-kapal, anak buah kapal (ABK) dan barang yang berasal dari negara terjangkit. Dengan upaya ini diharapkan tidak terjadi penyebaran Ebola karena telah mencegah masuknya sumber Ebola ke Indonesia.

Rabu, 14 Mei 2014

Antisipasi Mers - Cov Di Pelabuhan Dumai

Kespel Dumai-Untuk mengantisipasi masuk dan menyebarnya Virus Mers Cov ke wilayah dumai, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai melakukan pemantauan kedatangan penumpang dari luar negeri maupun jemaah Umroh yang akan balik melalui kapal di terminal Pelabuhan Dumai. Sebagai langkah awal antisipasi, pihak KKP Kelas III Dumai memasang Alat thermoscan atau pemindai suhu tubuh dipasang di terminal kedatangan Pelabuhan. Pemasangan itu dilakukan untuk memastikan para warga Indonesia atau warga negara asing yang tiba dari luar negeri tidak terjangkit virus MERS.

Alat itu dipasangkan di Terminal Kedatangan Luar Negeri.  Bentuk thermposcan tersebut lebih mirip seperti speaker dengan sensor infra merah. Alat tersebut tersambung ke komputer dan alat rekam wajah dan akan langsung melaporkan suhu tubuh orang yang melewati alat tersebut. Komputer akan mendeteksi dan apabila ada penumpang yang melebihi suhu tubuh 38 derajat celcius akan langsung terdeteksi. Apabila ada penumpang yang terindikasi melebih suhu 38 derajat celcius, petugas medis yang disiagakan langsung membawa orang dimaksud ke holding area atau area isolasi untuk diobservasi lebih lanjut.

Menurut Kostan Suprapto, S.KM M.Si yang juga merupakan Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai, meski disiukan virus MERS sangat berbahaya namun penumpang terutama warga Indonesia yang baru pulang menunaikan Umroh teidak perlu  panik karena hingga saat ini belum ditemukan pasien yang positif Mers Cov di Indonesia. Untuk jemaah umroh yang akan melaksanakan ibadah umroh berikut tips menghindari tertular MERS Saat berada di Timur Tengah.
  1. Menjalankan pola hidup sehat  
  2. Menjaga kebersihan perorangan seperti mandi dengan rutin dan bersih dan mencuci tangan dengan sabun.
  3. Menggunakan masker apabila kondisi sedang tidak fit atau saat berada di tengah kerumunan banyak orang.
  4. Menjaga pola makan sehat. Seperti, jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak dan jangan mengkonsumsi buah maupun sayur yang belum dicuci. 
  5. Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak maupun hewan liar.
Berdasarkan laporan yang diterima, hingga saat ini ditemukan seorang jema’ah Umroh yang diduga terinfeksi
Mers Cov yang memasuki Dumai melewati Pelabuhan. Untuk penanganan lebih lanjut pasien suspect dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di RSUD Dumai. Untuk terus memantau perkembangan Mers Cov diwilayah, pihak KKP terus berkordinasi  dengan pihak-pihak yang terkait.

Selasa, 06 Mei 2014

Waspada MERS Cov (Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus)

Ardhi QHSE - Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan jumlah korban meninggal akibat virus MERS sudah mencapai 109 orang pada Sabtu, 3 Mei. Korban terakhir yang diidentifikasi adalah seorang pria 25 tahun dan wanita 69 tahun. Sedangkan Pejabat badan kesehatan Amerika Serikat juga mengumumkan virus MERS telah menjangkiti negaranya. Seorang korban yang terinfeksi virus ini adalah petugas penyedia layanan kesehatan yang melakukan perjalanan kerja ke Riyadh. MERS Cov (Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus) atau sindrom pernapasan timur tengah merupakan coronavirus mirip SARS, atau sindrom pernapasan akut parah, yang menewaskan ratusan orang, terutama di Tiongkok, tahun 2002 dan 2003.

Virus yang lebih baru itu pertama kali dilaporkan tahun 2012 di Arab Saudi. Sejak itu, sekitar 400 kasus telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sekitar sepertiga dari kasus itu berujung fatal. Seseorang yang telah terjangkit virus MERS-CoV  memiliki gejala pernafasan yang serius disertai demam, batuk. Pasien merasa sulit bernafas. Kebanyakan pasien mengalami radang paru-paru. Bagi pasien yang sistem kekebalan tubuh rendah, penyakit akan membuat kondisi fisik memburuk. Hingga saat ini belum tersedia obat untuk virus ini namun upaya memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri sekunder dengan harapan sistem kekebalan pasien dapat meningkat (Kompas, 2014)

Selasa, 01 April 2014

ASTM dan ANSI



Hari senin, hari ini libur hari raya nyepi, menjelang berangkat kerja sambil menikmati secangkir teh dipagihari, sedikit ulasan tentang ASTM dan  ANSI tersaji buat teman-teman kesehatan lingkungan J
Seringkali dalam informasi lowongan yang tersedia untuk posisi HSE Officer, pelamar kerja dituntut untuk mengetahui, familiar atau minimal pernah baca tentang ASTM dan ANSI. Tentunya jika pelamar mengetahui ini akan menjadi nilai tambah bagi nya dalam proses rekrutmen nantinya.
Dalam ASTM dan ANSI terdapat standar-standar pekerjaan seorang HSE, sperti air, pencemaran lingkungan, bioteknologi, penilaian lingkungan, penanganan bahaya tumpahan minyak, pengelolaan limbah, perpiaan dan lain sebagainya.
ASTM (American Society for Testing and Materials) danANSI ( AMERICAN NATIONAL STANDARDS INSTITUTE ) merupakan standar teknik yaitu sekumpulan syarat yang harus dipenuhi oleh bahan, produk atau layanan. Jika produk, jasa atau layanan tidak memeuhi persyaratan yang berlaku, maka produk tersebut tidak diterima karena diluar spesifikasi yang diinginkan.

Jumat, 07 Maret 2014

Green Hall, The Combination Of Nature, Culture And Investment In Disaster Management



Global Innovation Challencge. Socialab And Unicef Come Together To Promote A Culture Of Social Innovation And Entrepreneurship That Contributes To Developing Solu­tions For The First 72 Hours After A Humanitarian Disaster.

KHAIRIL ARDHI A.M.KL
Sanitarian at Port Heallth Office Class III Dumai
Directorate General CDC and Environment Health
Minsitr Of Health Republic of Indonesia


Background
Disaster have a major impact on social and economic conditions. However,these impacts can be minimized by reducing exposure to use traditional and new strategies in disaster management. Disasters have occurred giving experience and serve as guidelines for improving resilience in the face of impending disaster.Natural disaster include evemts such as earthquakes, lansides, storm and etc. ptionsLosses and costs incurred as a result of very large disasters,economic activity , education and so forth can be stopped immediately. Disasters can happen at any place and any time so that people do not see the need to be alert to disasters in communities especially in disaster  prone  area. Disaster management should be done as soon as possible, evacuation of casualties is most important to be done. People are very susceptible to psychological disorders and health at the time of the disaste, the situation is normal because they are in a condition far from safety, comfort and convenience limitations in activity. In disaster situation required a healthy shelter, sanitation facilities that meet the health requirements ,sources of healthy food and adequate nutrition, as well as the availability of energy. Of course this need not be perfect to be available but the availability of it in the beginning is very useful for disaster victims. An idea can be used to meet the needs of the victims are with the development of Green Jambur(Green Hall).

Green Jambur (Green Hall) 
I have adopted this idea and I modification of traditional building called Jambur. Jambur is a traditional building which is indigenous or local wisdom inkaro tribe at Karo Regency , Indonesia. Jambur is a traditional building which large is used by indigenous people for events such as weddings, events and suave death in Karo tribe. Jambur is not for residential buildings because the building is not walled. Jambur contained in each village or village. In this Jambur available various facilities, such as warehouses, kitchen, bathroom and a little open land for customary activities for outdoors activities.
At the time of the eruption of Mount Sinabungoccurred in Karo District. The affected communities were evacuated to Jambur as temporary shelter. In the process of disaster management, Jambur very helpful because Handling Team no longer need to build camps with large quantities, have provided sanitation facilities such as bathrooms, lavatories and waste water disposal. In addition, Jambur also has a kitchen that can be used as an emergency kitchen.
The addition of Jambur as a means to create a better evacuation.These additions can make Jambur as a perfect shelter while maintaining local wisdom. The addition of these facilities can be referred to the concept of Green Jambur. That Jambur combines nature and culture for disaster management. Its activities, Green Jambur can also be managed with business principles. People who use Jambur Green Green Jambur can rent for wedding purposes, traditional parties, exhibitions and many other events.
Green Jambur brought the idea to the availability of facilities from natural and local knowledge to disaster management. Green Jambur concept in disaster is the availability of food  security, safe sanitation facilities, energy security in times of disaster. Jambur this green concept can be described as follows :

  1. Sanitation facilities 
    1. Clean water. Water is a vital need during a disaster . Clean water can be found from groundwater or river. If the quality is not the health requirements can do simple processing when a disaster such as slow sand filters or chlorination by providing small pools or ponds oxidation. Available as a rainwater tank which large size can help water needs in times of disaster . The water tank can be built under the ground with a large size so it does not reduce the land area. The availability of rain water in the water tank can be a backup in the event of a disaster.
    2. Waste Management.Liquid waste management systems are centralized wastewater management . Liquid waste from the kitchen, bathroom and water close managed centrally so that the processing can produce energy like methane gas. The gas can be used for cooking and as fuel to turn an electric generator. Liquid waste treatment can be done with a septic tank, anaerobic and aerobic ponds and pools oxidation. Energyresulting from the management of the waste can be stored as energy reserves in the event of a disaster so that activities on the refuge can run well. While solid waste management can be done with composting that the results can be used as fertilizer for plants that exist on the jambur area.
  2. Food Security. At the time of the disaster could  isolation off access to location so that the food supply is not up to localized disasters . To overcome this, the availability of food crops in the area around Jambur can help the availability of food at the beginning of the disaste . Food crops that can be planted to grain , rootand other plants that can be adapted to the local food on the affected communities.
  3. Energy Security . Energy is the source of activity at the time of the disaster . electricity and fuel into the lifeblood of activity . Without their activity can nott walk normally . Access is interrupted when a disaster causes the fuel supply stopped and the disaster can also damage the existing power generation facilities in the disaster area . With Green Jambur concep , the presence of energy management can be a source of energy reserves in times of disaster . energy generated from management of liquid waste can be collected in the form of methane gas that can be managed alternative energy at the time of the disaster . in addition, methane gas that can be used to turn electrical generators . With this, the energy requirements can be met during a disaster.