Assalamualaikum wr wb . . .
Pa kabar sobat
bloger, semoga sehat selalu dan bersykur untuk nikmat Allah yang tiada batas.
Hari ini,
cuaca minggu pagi dikota bengkalis cerah & panas mentari memanjakan kulit
untuk seberkas kenyamanan. Minggu pagi ini, tetap masuk kerja, jaga Pos
Kesehatan Pelabuhan di Dermaga Bandar Sri Laksmana, untuk mengisi waktu kosong,
mending dimanfaatkan untuk nulis di weblog, maklum saja;belakangan ini sudah
jarang posting blog.
Topik kita
kali ini adalah metode pengukuran timbulan sampah. Bagaimana metode pengukuran timbulan
sampah ? setelah membaca tulisan ini, sobat bloger dapat menghitung timbulan
sampah dari rumah masing-masing, dapat juga menghitung satu RT atau kelurahan,
atau satu kecamatan. Perhitugan
sampah sangat penting dilakukan dalam tahap perencanaan pengelolaan sampah, hal
ini diperlukan dalam hal perencanaan tempat pembuangan akhir (TPA), tempat
pembuangan sementara (TPS), dan metode pengumpulan sampah yang akan dilakukan.
TPA Open Dumping di Kota Medan:@rdhiphoto.2013 |
Perumahan pemulung disekitar lokasi TPA |
Timbulan
sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey
pengukuran atau analisa langsung dilapangan, yaitu :
- Mengukur langsung timbulan sampah dari sejumlah sampel, (rumah tangga/non rumah tangga) yang ditentukan secara random proporsional disumber selama 8 hari berturut-turut. (SNI 19-3964 dan SNI M 36-1991-03).
- Load account anaysis : mengukur jumlah berat (berat dan / atau volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak , selama 8 hari berturut-turut. Jadi dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani gerobak yang mengumpulkan sampah berikut sehingga akan diperoleh timbulan sampah per ekuivalensi penduduk.
- Weigh-volume analysis : Bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk kefasilitas penerima ke fasilitas penerima sampah akan diketahui dengan mudah dari waktu kewaktu. Jumlah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per ekuivalensi penduduk.
- Material balance analysis merupakan analisa yang lebih mendasar , dengan menganalisa secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system Boundary).
- Hanya dilakukan 1 hari saja
- Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3 hari
- Dilakukan 8 hari berturut-turut
Penentuan
jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah dilakukan
dengan metode statistika :
- Metode Stratified random sampling, didasarkan pada komposisi pendapatan penduduk setempat, dengan asumsi pendapatan berpengaruh terhadap tingkat timbulan sampah.
- Jumlah sampel minimum, ditaksir berdasarkan beberapa perbedaan yang bisa diterima antara yang ditaksir dan penaksir, berapa derajat yang diinginkan dan berapa derjat yang diterima.
- Pendekatan praktis, dilakukan dengan pengambilan sampah berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhka untuk penentuan komposisi sampah yaitu minimum 500 liter atau sekitar 200 Kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber sampahnya.
Metode
pengambilan & pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah di Indonesia
berdasarkan SNI M 36 -1991-03 (21):
a.Bila jumlah penduduk ≤ 10 6 jiwa
P=Cd.√Ps
b.Bila jumlah penduduk > 10 6 jiwa
P=Cd.Cj. .√Ps
Cj=€ penduduk/10 6
Keterangan :
Ps=Jumlah penduduk bila ≤ 10 6
jiwa
Cd=Koifisien
Cd=1 bila kepadatan penduduk normal
Cd<1 bila="" jarang="" kepadatan="" p="" penduduk="">
Cd>1 bila kepdatan penduduk padat
Contoh :
Jumlah
penduduk = 900.000 jiwa
Cd = 1
Penyelesaian :
P=1x√900.000=9.5 x102jiwa=950 jiwa
Setiap satu rumah diasumsikan terdiri atas 6 jiwa
Jumlah rumah= 950/6 = ± 160 rumah
Jumlah sampel yang harus diambil untuk
masing-masing strata pendapatan adalah :
High Income =
X→
Medium
Income = Y→
Low
Incomea = Z→
Jadi
untuk memprediksi timbulan sampah maka digunakan persamaan sebagai berikut :
Qn=Qt(1+Cs)n
Dengan
Cs=[1+Ci+Cp+Cqn)/3] / [1+p]
Dimana :
Qn=timbulan sampah pada & tahun
mendatang
Qt=timbulan sampah pada awal perhitungan
Cs=peningkatan/pertumbuhan kota
Ci=laju pertumbuhan sektor industri
Cp=laju pertumbuhan sektor pertanian
Cqn=laju peningkatan pendapatan perkapita
P=laju pertumbuhan penduduk
Contoh :
Timbulan sampah Kota Panai Tengah saat ini (tahun
2013) = 2,32 l/o/hari
Ci = 9.37 % Cqn = 3.49 % Cp = 0,82 %
Berapa besar timbulan sampah pada tahun 2014, 2019
dan 2039 ?
Jadi :
Q (2014) = 2,32 (1+0,0103)1=2.34
l/o/hari
Q (2019) = 2,32 (1+0,0103)6=2.47
l/o/hari
Q (2014) = 2,32 (1+0,0103)16=2.73
l/o/hari
Referensi
Damanhuri Enri, Tri Padmi, 2011, Diktat Pengelolaan Sampah, Program Studi
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Insistut Teknologi
Bandung
1>
adakah cara menghitung sederhana produksi sampah dan sampah yang ditangani, klo belum pernah dilakukan penelitian seperti psotingan di atas?
BalasHapusBisa di lihat di sini pak, (SNI 19-3964 dan SNI M 36-1991-03)
BalasHapusbagaimana cara dapatkan CS nya itu ?
BalasHapuskok 0,0103 ??
mas gmn cara mendapatkan 0,0103 itu ?
BalasHapusDear Mas Khairil Ardhi..
BalasHapusapakah metode penghitungan produksi sampah di seluruh indonesia (provinsi dan kabupaten/kota) sama atau berbeda??
Yang aku tau timbulan sampah itu volume total sampah per jumlah penghuni dalam satu rumah kak? Satuan yang dihasilkan liter/orang/hari
BalasHapusYang aku tau timbulan sampah itu volume total sampah per jumlah penghuni dalam satu rumah kak? Satuan yang dihasilkan liter/orang/hari
BalasHapus