- Pengertian
Kata “malaria” berasal
dari bahasa Itali “mal” yang artinya buruk dan “aria” yang artinya udara,
sehingga “malaria” berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan oleh
karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan
air.
sedangkan menurut ahli
lain, malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
didalam darah,dengan gejala demam, mengigil, anemia, spelonomegali yang dapat
berlangsung akut atau kronis.
Malaria adalah penyakit
infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan
ditularkan oleh nyamuk tertentu yaitu anophles. Malaria dapat menyerang
manusia, burung, kera, dan primata lainnya. Malaria termasuk penyakit dengan 3
faktor kehidupan (manusia – vektor – parasit) dan bersifat cyclo propagatif.
B. B.Parasit Malaria
Parasit adalah suatu istilah yang diberikan kepada mahluk hidup baik tumbuhan
atau binatang yang menumpang pada mahluk
hidup lain (induk semang) dan dalam kehidupannya merugikan induk semangnya
tersebut. Untuk hidup dan berkembang biak parasit ini mengambil makanan dari
dalam tubuh induk semangnya, sehingga induk semangnya mengalami gangguan bahkan
bisa menimbulkan kematian. Plasmodium yang dikenal sebagai penyebab penyakit
(agent) malaria adalah binatang bersel satu (protozoa) yang termasuk genus
Plasmodia, famili Plasmodiidae dari ordo Coccidiidae.
Dalam tubuh manusia, untuk kelangsungan hidupnya plasmodium memakan sel darah
merah (sdm) tempat ia hidup sehingga induk semangnya (penderita) mengalami
anemia dan gangguan lainnya.
Plasmodium sebagai parasit malaria
baru ditemukan pada abad ke 19, ketika Laveran melihat “bentuk pisang” dalam darah seorang
penderita malaria. Kemudian diketahui oleh Ross Pada tahun 1897 bahwa malaria
ditularkan oleh nyamuk anophles. Di
Indonesia sendiri, spesies plasmodium yang hidup pada manusia yang dominan
adalah Plasmodium falsifarum dan Plasmodium vivax. Sedangkan Plasmodium ovale
dan Plasmodium malariae biasanya ditemukan di wilayah Indonesia bagian Timur.
Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria adalah:
a.Plasmodium vivax,
penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasi (2x24 jam) atau setiap 48 jam.
b.Plasmodium malariae, penyebab
penyakit malaria quartana, masa sporulasi 72 jam.
c.Plasmodium falcifarum,
penyebab penyakit malaria tropika, masa sporulasi (1-2x24 jam).
d.Plasmodium ovale,
penyebab penyakit limpa, masa sporulasi (2x24 jam), tidak terdapat di
Indonesia.
Demam terjadi karena akibat
merozoid didalam erytrocit membelah terus sehingga erytrocyt rusak dan
pecah(sporulasi) , ketika merozoid keluar dan masuk erytrocyt baru lagi
suhu turun , suatu saat akan naik lagi (demam) . Misalnya Malaria tertiana ini
akan demam panas 2 hari sekali karena masa sporulasi Plasmodium Vivax 48 jam.
C.Siklus Hidup
Plasmodium
Parasit malaria memerlukan dua
hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nymuk (anopheles betina).
- Siklus pada manusia
Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah
manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nymauk akan masuk kedalam
peredaran darah selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu
sporozoit akan masuk kedalam sel hati dan akan menjadi tropozoit. Kenudian akan
berkembang menjadi skizon hati, siklus ini disebut iklus eksoeristrositer yang
berlangsung selama kurang lebih dua minggu. Pada P.vivax dan P.ovale,
sporozoit tidak akan langsung berkembang menjadi skizon, tetapi akan menjadi
bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di sel
hati selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. pada suatu saat bila
imunitas menurun akan menjadi aktif yang dapat menumbulkan relaps (kambuh).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk kedalam peredaran
darah dan akan merusak sel darah mera. Didalam eritrosit,
plasmodium berkembang dari stadium tropozoit ke skizon. Proses perkembangan
aseksual ini disebut skigozoni.
Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar
akan menginfeksi eritrost lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.
Setelah 2 sampai 3 skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi
eritrosit dan membentuk stadium seksual, yaitu gametosit jantan dan betina.
2. Siklus pada nyamuk anopheles betina.
apabila nyamuk anopheles
betina menghisap darah yang mengandung gametosit, didalam tubuh nyamuk,gamet
jantan dan betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk . pada
dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi
sporozoit. Sporozoit ini akan bersifat infektif dan siap ditularkan pada
manusia.
Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinia yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung species plasmodiumnya. Masa prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
D.Gejala Penderita
Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinia yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung species plasmodiumnya. Masa prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
D.Gejala Penderita
keseluruhan gejala yang sering muncul adalah
sakit kepala, nyeri otot, lesu, diare, meriang (panas, dingin dan menggigil)
serta demam berkepanjangan sehingga sering juga disebut demam kura-kura karena
membuat penderitanya meringkuk karena menggigil. Gejala serangan malaria ini
terdiri dari beberapa jenis berupa gejala klasik yang sering menyerang
penderita tanpa imunitas dan baru pertama kali terserang dengan tanda menggigil
15-60 menit diikuti demam 2-6 jam dengan suhu 37,5-40 derajat Celcius bahkan
lebih, kemudian berkeringat selama 2-4 jam akibat gangguan metabolisme tubuh
yang menyebabkan peningkatan keringat dan sebelum ulangan gejala berikutnya
penderita biasanya merasa enak setelah berkeringat. Gejala berulang tiap 48-72
jam sesuai dengan peluruhan sel darah merah. Pada malaria yang lebih parah terdapat
anemia dan kuning. Plasmodium falciparum bisa menyebabkan kejang, penurunan
kesadaran, gagal ginjal, koma, bahkan kematian dengan serangan yang paling
sering meluas ke berbagai organ tubuh lain serta memunculkan komplikasi. Penderita yang
sudah memiliki imunitas biasanya bisa menemukan gejala ini tidak berurutan.
Pada program pemberantasan, gejalanya bisa diikuti dengan sekumpulan gejala
lain seperti sakit kepala, mual, muntah, diare hingga nyeri otot yang serius.
Selain itu juga dikenal gejala malaria berat yang dapat meliputi gangguan
kesadaran, kejang, warna kuning pada mata-tubuh dan urin, panas yang sangat
tinggi, sesak hingga perdarahan hidung, gusi dan saluran pencernaan serta rasa
lumpuh. Bila mengenai
jaringan otak yang disebut dengan malaria serebral, akan terjadi kerusakan otak
yang biasanya fatal. Pada malaria yang disebabkan Plasmodium vivax dan ovale
sebagian parasit akan tertanam dalam jaringan hati sebelum sempat melanjutkan
siklus hidupnya dalam jaringan darah dan berpotensi menyebabkan kasus-kasus
relaps saat tubuh penderita kehilangan daya tahan tubuh walaupun tanpa adanya
gigitan nyamuk. Pada infeksi Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale untuk menjaga
agar tidak kambuh, pengobatan dikombinasi dengan primakuin satu tablet tiap
hari selama 14 hari. Tujuannya untuk mematikan parasit malaria pada stadium
hypnozoit, saat parasit malaria tidak aktif dan bersembunyi di sel hati. Sewaktu-waktu parasit bisa aktif dan menyebabkan kambuh. Pada Plasmodium falciparum tidak ada bentuk sel tidak
aktif. Namun, untuk mencegah penularan lebih lanjut,
penderita di daerah endemik perlu mengonsumsi primakuin tiga tablet sekaligus
untuk mensterilkan parasit. Jika ada nyamuk Anopheles yang mengisap darahnya,
parasit tak bisa berkembang biak. Malaria tertiana merupakan bentuk paling ringan
dengan gejala demam setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi,
malaria tropika yang paling sering menyebabkan kematian sering muncul dengan
gejala serius karena terhalangnya jalan darah ke otak, dan malaria kuartana
yang memiliki masa inkubasi terlama dari 18-40 hari setelah terinfeksi. D.
Pengobatan Malaria
Perawatan bagi pasien pengidap malaria adalah:
-
pemberian obat-obat antimalaria
semacam chloroquine atau amodiaquine.
-
Sedapat mungkin penderita
mengonsumsi lebih banyak cairan, sari buah yang segar dan makanan yang
seimbang.
E. Penularan Malaria pada Manusia
-
Penularan malaria dapat
disebabkan oleh Nyamuk anopheles
-
Penularan melalui transfusi
darah atau jarum suntik
-
Penularan melalui ibu hamil
kepada anaknya
Umumnya penularan malaria di Indonesia terjadi melalui Nyamuk
Anopheles (vektor Malaria). Sedangkan penularan malaria melalui transfusi
daarah dan melalui ibu hamil sangat jarang terjadi.
F. Upaya penurunan angka
kejadian Malaria di Indonesia ditinjau dari aspek Kesehatan Lingkungan
Banyak
usaha-usaha yang telah dan tengah dilakukan untuk penanggulangan penyakit
malaria di Indonesia,
diantaranya adalah pengobatan penderita malaria. Obat malaria telah banyak dikembangkan dan dijual
dipasaran, namun ckebanyakan tidak efektif. Hal iini disebabkan karena parasit
menunjukkan resistensi yang cepat terhadap obat-obat tersebut,seperti
klorokuin, artemisinin dll. Berdasarkan penelitian hampir 100% parsait malaria
di Indonesia mengalami mutasi gen yang menyebabkan resisten terhadap obat anti
malaria.
Dengan demikian penanggulangan penyakit malaria dengan
pengobatan penderita berjalan lama dan menggunakan biaya yang mahal sehingga
penurunan angka kejadian malaria seakan tidak terlihat. Jadi usaha lain yang cukup efektif adalah usaha yang dilakukan dari aspek
kesehtaann lingkungan, yaitu dengan pengendalian vektor malaria (nyamuk anopheles). Jadi,dengan dilakukannya pengobatan penerita dan pengendalian
vektor malaria maka penurunan angka kejadian malaria dapat menurun dengan hasil
angka kejadian malaia yang rendah.
Vektor
malaria di adalah nyamuk famili anophelinae (anopheles). Jumlah nyamuk
anopheles di Indonesia kira-kira 80 species dan 16 species telah dibuktikan
berperan sebagai vektor malaria,yang berbeda-beda dari suatu daerah ke daerah
lain berganung pada bermacam-macam faktor seperti penyebaran geografik,iklim
dan tempat perindukan. Tempat perindukan nyamuk anophelinae bermacam-macam
tergantung kepada species dan dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu kawasan pantai,kawasan
pedalaman(sawah), dan kawasan guung atau kaki gunung. Dikawasan pantai dengan
tanaman bakau di danau atau pantai ditemukan An.sundaicus. sedangkan An.subpictus
mennggunakan danau dan empang sebagai tempat perindukannya. Sedangkan
dikawasan pedalama yang ada sawah, emapang, atau rawa ditemukan An.aconitus, An.barbirostris, An.nigerimus,
dan An.sinensis. dikawasan gunung dan kaki gunung dengan perkebunan atau
hutan ditemukan An. Maculatus dan balabacencis.
Pada prinsipnya pengendalian vekto malaria
ditujukan terhaadap pemutusan rantai penularan penyakit malaria,yang ditujukan
terhadap agent,host dan environment.
Dalam hal pengendalian vektornya,maka usaha-usaha yang dapat
dilakukan adalah:
-
Penegndalian
secara biologik
-
Pengendalian
secara kimiawi
-
Pengendalian
dengan pengelolaan lingkungan
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal dalam pengendalian vektor malaria, terlebih dahulu kita harus
mengetahui ciri dan kebiasaan vektor tersebut seperti:
- siklus hidup nyamuk anopheles
- aspek bionomik nyamuk seperti:
-
perilaku
-
perkembang
biakan
-
umur
-
populasi
dan penyebaran
-
fluktuasi
musiman
-
setra
faktor-faktor lingkungan,baik fisik (kelembaban,angin dll), lingkungan kimia
(kadar garam,pH dll) dan lingkungan biologis (tumbuhan bakau dll).
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada,Sriasi.Parasitologi Kedokteran.UI
press.Jakarta.1995
Sembiring,Teranguli.Entomologi Kesehatan.Depkes RI
Medan.2006
DAFTAR WEB
http//:www.muslimpinang.files.wordpress.com
http//:www.okezone.com
http//:www.majalah-farmacia.com
http//:www.wikipedia.org.id
http//:medicastore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar