Jumat, 03 Desember 2010

M A L A R I A


  1. Pengertian
Kata “malaria” berasal dari bahasa Itali “mal” yang artinya buruk dan “aria” yang artinya udara, sehingga “malaria” berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan oleh karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan air.
sedangkan menurut ahli lain, malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah,dengan gejala demam, mengigil, anemia, spelonomegali yang dapat berlangsung akut atau kronis.
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk tertentu yaitu anophles. Malaria dapat menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya. Malaria termasuk penyakit dengan 3 faktor kehidupan (manusia – vektor – parasit) dan bersifat cyclo propagatif.

B.            B.Parasit Malaria
Plasmodium sebagai parasit malaria baru ditemukan pada abad ke 19, ketika Laveran melihat “bentuk pisang” dalam darah seorang penderita malaria. Kemudian diketahui oleh Ross Pada tahun 1897 bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk anophles. Di Indonesia sendiri, spesies plasmodium yang hidup pada manusia yang dominan adalah Plasmodium falsifarum dan Plasmodium vivax. Sedangkan Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae biasanya ditemukan di wilayah Indonesia bagian Timur.

Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria adalah:
a.Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasi (2x24 jam)  atau setiap 48 jam.
b.Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana, masa sporulasi 72 jam.
c.Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika, masa sporulasi (1-2x24 jam).
d.Plasmodium ovale, penyebab penyakit limpa, masa sporulasi (2x24 jam), tidak terdapat di Indonesia.
Demam terjadi karena akibat merozoid didalam erytrocit membelah terus sehingga erytrocyt rusak dan pecah(sporulasi) , ketika  merozoid keluar dan masuk erytrocyt baru lagi suhu turun , suatu saat akan naik lagi (demam) . Misalnya Malaria tertiana ini akan demam panas 2 hari sekali karena masa sporulasi Plasmodium Vivax 48 jam.
C.Siklus Hidup Plasmodium
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nymuk (anopheles betina).
  1. Siklus pada manusia
Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nymauk akan masuk kedalam peredaran darah selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk kedalam sel hati dan akan menjadi tropozoit. Kenudian akan berkembang menjadi skizon hati, siklus ini disebut iklus eksoeristrositer yang berlangsung selama kurang lebih dua minggu. Pada P.vivax dan P.ovale, sporozoit tidak akan langsung berkembang menjadi skizon, tetapi akan menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di sel hati selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. pada suatu saat bila imunitas menurun akan menjadi aktif yang dapat menumbulkan relaps (kambuh). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk kedalam peredaran darah dan akan merusak sel darah mera. Didalam eritrosit, plasmodium berkembang dari stadium tropozoit ke skizon. Proses perkembangan aseksual  ini disebut skigozoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi eritrost lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Setelah 2 sampai 3 skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi eritrosit dan membentuk stadium seksual, yaitu gametosit jantan dan betina.
2.              Siklus pada nyamuk anopheles betina.
apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, didalam tubuh nyamuk,gamet jantan dan betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk . pada dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini akan bersifat infektif dan siap ditularkan pada manusia.
Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinia yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung species plasmodiumnya. Masa prepaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.


D.Gejala Penderita
 keseluruhan gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, nyeri otot, lesu, diare, meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan sehingga sering juga disebut demam kura-kura karena membuat penderitanya meringkuk karena menggigil. Gejala serangan malaria ini terdiri dari beberapa jenis berupa gejala klasik yang sering menyerang penderita tanpa imunitas dan baru pertama kali terserang dengan tanda menggigil 15-60 menit diikuti demam 2-6 jam dengan suhu 37,5-40 derajat Celcius bahkan lebih, kemudian berkeringat selama 2-4 jam akibat gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan peningkatan keringat dan sebelum ulangan gejala berikutnya penderita biasanya merasa enak setelah berkeringat. Gejala berulang tiap 48-72 jam sesuai dengan peluruhan sel darah merah. Pada malaria yang lebih parah terdapat anemia dan kuning. Plasmodium falciparum bisa menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, gagal ginjal, koma, bahkan kematian dengan serangan yang paling sering meluas ke berbagai organ tubuh lain serta memunculkan komplikasi. Penderita yang sudah memiliki imunitas biasanya bisa menemukan gejala ini tidak berurutan. Pada program pemberantasan, gejalanya bisa diikuti dengan sekumpulan gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, diare hingga nyeri otot yang serius. Selain itu juga dikenal gejala malaria berat yang dapat meliputi gangguan kesadaran, kejang, warna kuning pada mata-tubuh dan urin, panas yang sangat tinggi, sesak hingga perdarahan hidung, gusi dan saluran pencernaan serta rasa lumpuh. Bila mengenai jaringan otak yang disebut dengan malaria serebral, akan terjadi kerusakan otak yang biasanya fatal. Pada malaria yang disebabkan Plasmodium vivax dan ovale sebagian parasit akan tertanam dalam jaringan hati sebelum sempat melanjutkan siklus hidupnya dalam jaringan darah dan berpotensi menyebabkan kasus-kasus relaps saat tubuh penderita kehilangan daya tahan tubuh walaupun tanpa adanya gigitan    nyamuk. Pada infeksi Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale untuk menjaga agar tidak kambuh, pengobatan dikombinasi dengan primakuin satu tablet tiap hari selama 14 hari. Tujuannya untuk mematikan parasit malaria pada stadium hypnozoit, saat parasit malaria tidak aktif dan bersembunyi di sel hati. Sewaktu-waktu parasit bisa aktif dan menyebabkan kambuh. Pada Plasmodium falciparum tidak ada bentuk sel tidak aktif. Namun, untuk mencegah penularan lebih lanjut, penderita di daerah endemik perlu mengonsumsi primakuin tiga tablet sekaligus untuk mensterilkan parasit. Jika ada nyamuk Anopheles yang mengisap darahnya, parasit tak bisa berkembang biak. Malaria tertiana merupakan bentuk paling ringan dengan gejala demam setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi, malaria tropika yang paling sering menyebabkan kematian sering muncul dengan gejala serius karena terhalangnya jalan darah ke otak, dan malaria kuartana yang memiliki masa inkubasi terlama dari 18-40 hari setelah terinfeksi. D. Pengobatan Malaria
Perawatan bagi pasien pengidap malaria adalah:
-         pemberian obat-obat antimalaria semacam chloroquine atau amodiaquine.
-          Sedapat mungkin penderita mengonsumsi lebih banyak cairan, sari buah yang segar dan makanan yang seimbang.
E. Penularan Malaria pada Manusia
-         Penularan malaria dapat disebabkan oleh Nyamuk anopheles
-          Penularan melalui transfusi darah atau jarum suntik
-          Penularan melalui ibu hamil kepada anaknya
Umumnya penularan malaria di Indonesia terjadi melalui Nyamuk Anopheles (vektor Malaria). Sedangkan penularan malaria melalui transfusi daarah dan melalui ibu hamil sangat jarang terjadi.
F. Upaya penurunan angka kejadian Malaria di Indonesia ditinjau dari aspek  Kesehatan Lingkungan
           Banyak usaha-usaha yang telah dan tengah dilakukan untuk penanggulangan penyakit malaria di Indonesia, diantaranya adalah pengobatan penderita malaria. Obat malaria telah banyak dikembangkan dan dijual dipasaran, namun ckebanyakan tidak efektif. Hal iini disebabkan karena parasit menunjukkan resistensi yang cepat terhadap obat-obat tersebut,seperti klorokuin, artemisinin dll. Berdasarkan penelitian hampir 100% parsait malaria di Indonesia mengalami mutasi gen yang menyebabkan resisten terhadap obat anti malaria.
           Dengan demikian penanggulangan penyakit malaria dengan pengobatan penderita berjalan lama dan menggunakan biaya yang mahal sehingga penurunan angka kejadian malaria seakan tidak terlihat. Jadi usaha lain yang cukup efektif adalah usaha yang dilakukan dari aspek kesehtaann lingkungan, yaitu dengan pengendalian vektor malaria (nyamuk anopheles). Jadi,dengan dilakukannya pengobatan penerita dan pengendalian vektor malaria maka penurunan angka kejadian malaria dapat menurun dengan hasil angka kejadian malaia yang rendah.

      Vektor malaria di adalah nyamuk famili anophelinae (anopheles). Jumlah nyamuk anopheles di Indonesia kira-kira 80 species dan 16 species telah dibuktikan berperan sebagai vektor malaria,yang berbeda-beda dari suatu daerah ke daerah lain berganung pada bermacam-macam faktor seperti penyebaran geografik,iklim dan tempat perindukan. Tempat perindukan nyamuk anophelinae bermacam-macam tergantung kepada species dan dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu kawasan pantai,kawasan pedalaman(sawah), dan kawasan guung atau kaki gunung. Dikawasan pantai dengan tanaman bakau di danau atau pantai ditemukan An.sundaicus. sedangkan An.subpictus mennggunakan danau dan empang sebagai tempat perindukannya. Sedangkan dikawasan pedalama yang ada sawah, emapang, atau rawa ditemukan An.aconitus, An.barbirostris, An.nigerimus, dan An.sinensis. dikawasan gunung dan kaki gunung dengan perkebunan atau hutan ditemukan An. Maculatus dan balabacencis.
            Pada prinsipnya pengendalian vekto malaria ditujukan terhaadap pemutusan rantai penularan penyakit malaria,yang ditujukan terhadap agent,host dan environment.
      Dalam hal pengendalian vektornya,maka usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah:
-              Penegndalian secara biologik
-              Pengendalian secara kimiawi
-              Pengendalian dengan pengelolaan lingkungan
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pengendalian vektor malaria, terlebih dahulu kita harus mengetahui ciri dan kebiasaan vektor tersebut seperti:
  1. siklus hidup nyamuk anopheles
  2. aspek bionomik nyamuk seperti:
-            perilaku
-            perkembang biakan
-            umur
-            populasi dan penyebaran
-            fluktuasi musiman
-            setra faktor-faktor lingkungan,baik fisik (kelembaban,angin dll), lingkungan kimia (kadar garam,pH dll) dan lingkungan biologis (tumbuhan bakau dll).

DAFTAR PUSTAKA
            Gandahusada,Sriasi.Parasitologi Kedokteran.UI press.Jakarta.1995
            Sembiring,Teranguli.Entomologi Kesehatan.Depkes RI Medan.2006
DAFTAR WEB
http//:www.muslimpinang.files.wordpress.com
http//:www.okezone.com
http//:www.majalah-farmacia.com
http//:www.wikipedia.org.id
http//:medicastore.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar