Jumat, 03 Desember 2010

Pengelolaan Sampah Farmasi


Sampah farmasi merupakan salah satu jenis sampah medis atau merupakan sampah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Benerapa contoh sampah farmsi adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu, dl.
Pengelolaan sampah farmasi merupakan suatu kegiatan yang cukup banyak diantara lain mencakup penimbulan sampah, penyimpanan, penampungan, pengolahan hingga pembuangan akhir.
a.     Penimbulan Sampah (pemisahan dan pengurangan)
Sampah farmasi dapat bersal dari industri farmasi, rumah sakit(tempat pelayanan kesehatan lainya), dan perumahan. Kawasan pemukiman mengahsilkan sampah farmasi seperti obat – obatan, tetapi karena jumlahnya tidak banyak. Proses pemilahan dan reduksi sampah h maka penggunaanya dilakukan bersama – sama dengan sampah domestik. Bila suatu daerah dengan tata ruang terncana baik, yaitu kawan industri terpisah dengan kawasan pemukiman maka penanganan buangan akan lebih mudah.
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaanya harus mempertimbangkan :
  •   kelancaran penanganan dan penampungan sampah
  •   pengurangan Volume dengan perlakuan pemisahan limbah berbahaya(farmasi)
  •   pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan  pembuangan.
b.    Penyimpanan ( storage)
Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara sampah farmasi sampai jumlahnya diangkut hingga dipindahkan ketahap penam pungan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan nilai ekonomis.
Penyimpanan sampah farmasi untuk waktu yang lama tanpa kepastian yang jelas untuk memindahkan ketempat panempungan tidak diperbolehkan. Penyimpanan dalam jumlah banyak dapat dikumpulkan dilokasi pengumpulan sampah farmasi. Sampah farmasi yang dihasilkan disimpan seentara didalam kontainer yang tertutup dan kedap air. Kapasitas container penyimpanan harus diperhatikan agar sampah tidak berkeluaran atau overload.
c.      Penampungan/pengumpulan Sampah sebelum diangkut
Penampungan sampah ini harus memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam sampah farmasi dilakukan perlakuan standarisasi seperti telah ditetapkan  dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992.
Penampungan sampah cair farmasi dapat dimasukkan kedalam drum dan disimpan dalam gudang atau tempat yang terlindung dari panas dan hujan. Sampah dalam bentuk padat disimpan dalam wadah yang kuat ( tidak mudah bocor atau rusak) dan kedap air. Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan. Contoh, untuk buangan/sampah  yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiberglass.
d.       Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi 2, yaitu:
  • Pengangkutan internal (pengangkutan ketempat pengolahan sampah yang berada pada tempat penimulan sampah ita sendiri) adalah pengakutan berawal dari titik penampungan awal atau ke tempat pembuangan atau ketempat incenerator (pengolahan on site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong yang sudah diberi label dan dibersihkan secara berkala serta petugas serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. 
  • Pengangkutan eksternal (pengangkutan ketempat pengolahan yang tidak berada pada tempat penimbulan sampah) Adalah pengangkutan sampah ketempat pembuangan diluar (of site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah farmasi diangkut diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
e.      Pengolahan
Sampah farmasi memerlukan pengolahan sebelum dibuang kelingkungan. Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilnagkan racun atau detoksitasi, merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya atau untuk mempersiapkan prosese berikutnya.
Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang sampah farmasi tergantung pada faktor – faktor khusus yang sesuai dengan intstitusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan apek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat.
Teknik pengolahan sampah farmasi yang mungkin diterapkan adalah:
a.    Insenerasi suhu tinggi dan rendah
b.    Inaktivasi suhu tinggi
c.    Sterilisasi suhu tinggi
d.   Microwave treatment
e.    Enkapsulisasi (peng-imobilisasian)
Pengolahan sampah yang dilakukan tergantung jenis dan karakter sampahnya. Contohnya, sampah jenis ampul ( obat anti keganasan) diolah dengan metode enkapsulisasi yaitu tong di isi  dengan obat anti keganasan, tong hrus di isi dengan obat anti keganaan hingga 50 0/0 kapsitasnya kemudian di tambahkan dengan campuran kapur,semen dan air dengan perbandingan berat 15:15:5 hingga tong penuh. Hingga terbentuk balok yang kuat dan padat dimana limbah akan terisolasi secara relatie aman.  

Pembuangan akhir (final disposal)
Setelah proses pengolahan kuantitas sampah menjadi sedikit. Hasil dari pengolahan sampah dengan insenerasi menghasilkan abu yang sedikit. Abu atau sisa pengolahan dengan insenerasi ini dapat digunakan untuk penimbun tanah. Sampah farmasi tidak berbahaya lagi bila telah diolah dengan insenrasi.
CATATAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH FARMASI:
n  Bahan kontainer harus sesuai dengan karakter limbah atau sampah
n  Semua kontainer ( wadah/tempat sampah) baik pada tahap penimbulan sampai tahap pengolahan harus kuat, kedap air dan harus disimpan di area yang tertutup untuk melindungi resiko bahaya dari sampah farmasi.
n  Adanya pemisahan area yang mengahasilkan sampah farmasi  dapat menyulitkan dalam pengelolaan sampah baik dalam efektifitas kerja dan efisiensi biaya.
n  Diperlukan peilahan sampah – sampah yang mungkin dapat digunakan lagi seperti, desinfktan yang penggunaanya tidak terbatas.
n  Perlu adanya proteksi diri terhadap pekerja yang mengelola sampah farmasi agar tehindar dari kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA :
Salmiyatun(2003),Panduan pembuangan limbah perbekalan farmasi,EGC; Jakarta
SITUS WEB :












Tidak ada komentar:

Posting Komentar