Add caption |
A.Pengertian Ergonomi
Ergonomi
berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu
ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Definisi
ergonomi dapat dilihat dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan
pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya
disebutkan sebagai berikut:
1.Secara fokus
Ergonomi
menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk,peralatan,fasilitas,produser,dan lingkungan dimana sehari-hari manusia
hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan
ergonomi ada dua hal.yaitu: peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan,seperti peningkatan keselamatan
kerja,pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
3. Secara Pendekatan
Pendekatan
ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatsan-keterbatasan manusia,kemampuan,karakteristik
tingkah laku dann motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat
aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Berdasarkan
ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam
definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk
menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia,
kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang
peralatan, mesin, sistem,pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan
produktivitas,keselamatan,kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
Beberapa
pakar juga memberikan defenisi merka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi
ergonomi kedalam tiga pendekatan:
1.Fokus Utama
Fokus
utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja,
prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia
dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan
kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya
dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2.Tujuan
Ergonomi
mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai
tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki
keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan
pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan
utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang
kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap
desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat
menggunakannya.
Inti dari ergonomi
adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya
pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan
perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini
akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan
tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah
suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang
mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan
mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan
tersebut. Prinsip
dasar dalam ergonomi adalah bagaimana agar Demand < Capacity (bisa dilihat di posting tentang analisis
beban kerja), sehingga perlu diupayakan agar beban kerja fisik yang diterima
oleh tubuh saat bekerja tidak melebihi kapasitas fisik manusia (pekerja) yang
bersangkutan.
B.Peran dan Bidang Kajian Ergonomi
Peran ergonomi dalam kehidupan
sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
- Perancangan produk.
- Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
- Meningkatkan produktivitas kerja.
Sesuai
dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama
dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip
fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan
dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan
tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.
Pengelompokkan
bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. IftikarZ.Sutalaksana
(1979) sebagai berikut:
1.Faal Kerja,
yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan
dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan
sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
2.Antropometri,
yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga
sesuai dengan pemakainya.
3.Biomekanika
yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam
melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan
sebagainya
4.Penginderaan,
yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan
manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5.Psikologi
kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan
suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain
sebagainya.
Berkaitan dengan
bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang
penyelidikan, yaitu:
1.Penyelidikan tentang Display
Display adalah
suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan
lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka,
tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk
statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang
menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2.Penyelidikan tentang kekuatan
fisik Fisik Manusia
Dalam hal ini
penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja
dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.
Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang
disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3.Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja
Penyelidikan ini
bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi
tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia.
4.Penyelidikan tentang lingkungan kerja
Penyelidikan ini
meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti
pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang
dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.
Program Ergonomi meliputi:
1.Penentuan problematik
Gejala absenteisme, ganti-ganti kerja, dll yang merupakan akibat beban kerja yang berlebihan organisasi kerja tidak baik. Kesulitan melakukan
latihan kerja à cermin buruknya desain peralatan dan cara kerja
2.Percobaan untuk pemecahan
3.Pengetrapan hasil percobaan
4.Pembuktian efektifitas
Prinsip-prinsip ergonomi sebagai pegangan:
1.Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat
dipengaruhi bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin,penempatan
alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah dan
kekuatan)
2.Normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri,harus di ambil
ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara,sehingga ukuran
tersebut dapat dikescilkan dan dapat diayani oleh tenaga kerja yang leih kecil.
Contoh:kursi dan meja yang dapat di naik turunkan atau di maju mundurkan.
3.Ukuran antropometri terpenting seperti dasar
ukuran-ukuran dan penempatan alat-alat industri:
Berdiri: a.tinggi badan berdiri b.tinggi bahu c.tinggi siku
d.tinggi
pinggul e.depa f.panjang
lengan
Duduk: a.tinggi duduk
b.panjang
lengan atas
c.panjang
lengan tangan dan bawah
d.jarak
lekuk lutut-garis puggung e.jarak lekuk lutut-telapak.
4.Ukuran-ukuran kerja
a.pada pekerjaan
tangan yang dilakukan, tingggi kerja sebaiknya 5-10 cm. Dibawah tinggi siku
b.apabila
bekerja berdiri dengan pekerjaan di atas meja dan jika dataran tinggi siku
disebut O maka hendaknya dataran kerja :
- untuk
pekerjaan yang memerlukan ketinggian 0+ (5-10) cm
- untuk
pekerjaan yang memerlukan ketinggian 0 - (5-10) cm
-
untuk bekerja berat atau perlu mengangkat barang berat yang memerlukan otot
punggung 0 - (10-20)cm
5.dari
sudut otot,sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk. Sedangkan
dari sudut tulang,dinasehatkan duduk tegak agar punggung tidak bungkukdan otot
perut tidak lemas. Maka di anjurkan pemeliharaan sikap duduk yang diselingi
istrahat sedikit membungkut
6.tempat
duduk yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.tingggi
dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi
lutut,sedangkan paha dalam keadaan latar.
b.papan
tolak punggung yang tingginya dapat di atur dan menekan pada punggung.
c.
lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm
d.tinggi
meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan 4c.
7.Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk.
Dalam hal tidak mungkin kepada
pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk
8.Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-370 ke
bawah sedangkan untuk pekerjaan duduk 32-440 ke bawah. Arah
penglihatanini sesuai dengan sikap kepala yang istrahat
9.Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung
lengan seluruhnya dan lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan di
daerah tersebut lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah
10.Macam gerakan yang kontinu dan berirama lebih
diutamakan sedangkan gerakan sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti
dengan paksa sangat melelahkan. Gerakan ke atas harus dihindarkan. Berilah
papan penyokong pada sikap lengan yang melelahkan. Hindarkan getaran-getaran
kuat pada kaki dan lengan
11.Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum
yaitu beban yang dapat dikerjakan dengan pengerahan tenaga paling eisien. Beban
fisik maksimum telah ditentukan oleh I.L.O sebesar 50 kg. cara mengangkat dan
menolak hendaknya memperhatikan hokum-hukum ilmu gaya dan dihindarkan
penggunaan tenaga yang tidak perlu. Beban hendaknya menekan langsung pada
pinggul yang mendukungnya
12.Gerakan ritmis seperti mendayung, mengayuh
pedal, memutar roda, dan lain-lain memerlikan rekuensi yang paling optimum yang
menggunakan tenaga paling sedikit. Misalnya frekuensi 60/menit mengayuh pedal
dirasakan enteng
13.Apabila seseorang pekerja harus berjalan pada
jalan menanjak atau naik tangga maka derajat tanjakan optimum adalah sebagai
berikut:
- jalan
menanjak 1.k.100
- tangga rumah 1.k.300
-
tangga 1.k.700
Dengan
anak tangga bergerak antar 20-30 cm tergantung pada pembebanan
14.Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah
8-10 jam lebih dari itu efisiensi dan kwalitas kerja sangat menurun
15.Waktu istrahat didasarkan kepada keperluan
atas dasar pertimbangan ergonomic. Harus dihindari istrahat-istrahat sekehendak
tenaga kerja, istrahat oleh karena turunyya kapasitas tubuh dan istrahat curian
16.Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya
ditekan menjadi sekecil-kecilnya
17.Daya penglihatan dipelihara sebaik-baiknya
terutama penerangan yang baik
18.Kondisi mental psikologis dipertahankan dengan
adanya premi perangsang motivasi, iklim kerja, dan lain-lain
19.Beban kerja dinilai dengan mengukur O2,
frekuensi nadi,suhu badan, dan lainnya
20.Batas kesanggupan kerja sudah tercapai apabila bilangan nadi kerja
mencapai angka 30/menit diatas bilangan nadi istrahat. Sedangkan nadi kerja
tersebut tidak terus menanjak dan sehabis kerja pulih kembali kepada nadi
istrahat sesudah lebih kurang 15 menit
Kondisi berikut
menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:
- Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
- Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
- Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
- Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
- Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
- Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
- Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
- Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
- Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
- Komitmen kerja yang rendah
- Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan
Dengan memahami pentingnya
aspek ergonomi ini, setiap perusahaan sudah seharusnya melakukan evaluasi
secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja
yang ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) dengan para pekerjanya.
Unsur-unsur sistem kerja yang dinilai meliputi mesin dan alat, material, metode
kerja, lingkungan fisik (pencahayaan, termal, kebisingan, dll), tata letak
komponen dan ruang kerja (workplace and workspace). Evaluasi ergonomi ini
penting terlepas dari apa pun bentuk perusahaan tersebut, mulai dari industri
manufaktur, industri jasa, ataupun industri proses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar