Rabu, 10 Desember 2014

7 Kasus Malaria di Kelurahan Bagan Barat Hingga November 2014

Musim hujan telah memasuki tahap akhir, perkembangan nyamuk sangat tinggi pada saat ini. Diperlukan tindakan kewaspadaan untuk pencegahan penyakit yang bersumber dari nyamuk. Januari hingga september tidak terdapat kasus penyakit yang bersumber dari nyamuk di wilayah bagan barat namun pada oktober dan november terdapat kasus baru malaria.

Telah  terjadi dua kasus malaria di Kelurahan Bagan Barat, kecamatan Bangko. Berdasarkan laporan dari Puskesmas pembantu Bagan Barat, 4 kasus terjadi di jalan Nelayan dan 3 kasus terjadi di jalan pulau baru. Area kasus ini berjarak 100 meter dari wilayah pelabuhan Bagan Siapiapi.

Untuk mencegah meluasnya penyebaran kasus malaria, Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai  wilayah kerja pelabuhan Bagan Siapiapi beserta kader juru pengamat jentik dan petugas Puskesmas Bagan barat melaukan survey dan abatesisasi pada wilayah yang terkena kasus. Rencana aksi cepat untuk penyebaran malaria akan dilakukan oleh Puskesmas Bagan Siapiapi.

Overview Port Health Office of Dumai as vector controller

Port Health Office (PHO Dumai) attempts to keep the incidence of vector born disease is low in the buffer and the perimeter area of Dumai Port. PHO Dumai continuing work based on data and evidence found in a sustainable manner to achieve the goal of preventing disease transmission as vectors.



What is a Vectors?

Vectors are insects and other arthropods that can play a role in disease transmission. Five main vector in Dumai port and the disease are:

1.Mosquitoes can transmit dengue fever and dengue, chikungunya, malaria, Japanese encephalitis and filariasis.
2.Fleas can transmit disease Pes.
3.Rodent Infectious Rodent Rat Bite Fever, leptospirosis and murine typhus.
4.Cockroaches can transmit cholera and penyakir due to food.
5.Flies can transmit the disease cholera, typhoid and paratyphoid, salmonellosis, dysentery.

PHO Dumai observed population activity vectors and vector cases of illness due to an ongoing basis. This gives a good understanding of the PHO more about the pattern of disease transmission and places that allow into place so that the development of vector control measures is easier to do.

PHO Dumai perform vector control not only the buffer area and the perimeter but also perform checks on conveyances and goods memunginkan be a live vector.

Senin, 08 Desember 2014

Tips Kesehatan Dalam Melakukan Perjalanan

Akhir tahun, waktu liburan sudah dekat; Tentu banyak teman yang akan melaukan perjalanan. Sebelum melakukan perjalanan, persiapkan diri anda untuk tetap sehat sebelum dan sesudah perjlanan. Untuk selengkapnya, silahkan baca artikel dibawah ini.

Di era globalisasi, perjalanan antar daerah bahkan negara dapat ditempuh dengan waktu singkat. Tidak mengherankan, Traveller sekarang tidak hanya untuk berwisata, bisnis, ibadah, study dan lain sebagainya. Sebelum melakukan perjalanan, tentu kesehatan kita harus prima bahkan setelah melakukan perjalanan kita harus tetap dalam kondisi sehat tanpa penyakit apapun.



Penyakit dapat datang kapanpun dan dimana saja, termasuk ketika kita sedang dalam perjalanan. Baik perjalanan didalam negeri ataupun luar negeri, semua mempunyai risiko untuk mengalami gangguan kesehatan. Untuk penyakit menular, risiko lebih besar mungkin terjadi jika kita mengunjungi daerah wabah atau endemis kasus penyakit tertentu. Misalnya Malaria didaerah Timur Indonesia, Mers-Cov dan meningitis di timur tengah merupakan penyakit yang sedang menyebar disana atau Ebola yang sedang mewabah di Afrika.

Lalu lintas orang, barang dan alat angkut antar daerah bahkan negara yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Hal tersebut meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan, tanpa disadari orang-orang dari daerah tertentu, barang-barang, bahkan alata angkut menjadi ancaman yang berbahaya bagi kesehatan.
Kesehatan teramat penting dari pada hanya sekedar berwisata atau bisnis yang dapat dilakukan kapanpun. Kesehatan anda bukan sebuah keberuntungan, jangan pertaruhkan kesehatan karena “nasib” yang mujur, apalagi berspekulasi. Jangan salahkan siapapun ketika pulang liburan membawa penyakit untuk keluarga atau lingkungan anda.

Tentu berbagai gangguan kesehatan yang mengancam bukan menjadi kendala bagi anda yang ingin melakukan perjalanan. Berbagai risiko tersebut dapat dicegah jika anda lebih care  dan tidak berspekulasi dengan kemujuran anda dalam melakukan kesehatan.


Untuk itu dianjurkan bagi traveller mengetahui upaya pencegahan gangguan kesehatan sebelum melakukan perjalanan. Upaya tersebut apat dilakukan dengan :
  1. Personal Hygiene yang baikPersonal hygiene atau kebersihan pribadi merupakan tindakan untuk memelihara kebersihan sehingga kondisi fisik dan psikologis sseseorang dalam keadaan sehat. Kulit yang terawat, mandi dengan bersih, kebersihan mulut, perawatan mata, hidung dan telinga, perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku merupakan bagian-bagian dari personal hygiene.
  2. Membawa persediaan obat-obatan“Sedia payung sebelum hujan”, begitu peribahasnaya. Persediaan obat-obatan sebelum melakukan  perjalanan sangat dianjurkan. Kita tidak tahu kapan kita  kan sakit, selain itu memiliki persedian obat-obatan tentu akan menghemat biaya kita dalam melakukan perjalanan jika suatu saat kita membutuhkan obat.
  3. Menginap di penginapan dengan sanitasi yang baik. Ketika melakukan perjalanan, memilih tempat yang murah dan mudah diakses merupkan hal yang penting. Tidak kalah penting juga anda memilih penginapan yang sanitasinya baik. Tentu anda tidak ingin tidur dikasur yang terlihat bersih namun terdaoat kutu disekitar kasur anda. Air yang tidak sehat, keberadaan seranggga, Air Circullation  yang tidak bersih juga menjadi sarang penyakit.
  4. Makanan yang sehat. Tidak semua orang selera dengan menu masakan yang ada didaerah yang kita tuju. Selain menu, kebesihan makanan juga menjadi hal yang harus diiingat ketika melakukan perjlanan. entu sangat menjengkelkan ketika anda harus sakit perut atau keracunan makanan ketika melakukan perjalanan. Makanan tidak matang, dibuat dari bahan yang tidak sehat, wadah makanan yang tidak saniter serta tempat dan tenaga pengolah makanan yang tidak sehat merupakan hal yang harus anda perhatikan ketika memutuskan untuk memesan makanan.
  5. Vaksinasi. Tidak melihat seberapa penting atau seberapa banyak mengeluarkan uang untuk memvaksinasi diri anda. Ketika mengunjungi daerah atau negara yang sedang terjadi wabah penyakit tertentu sudah sepantasnya kita untuk mencegah penyakit. Jangan pertaruhkan kesehatan dengan melawan bahaya yang terlihat  jelas dengan menganggap tindakan pencegahan merupakan hal yang tidak berguna.
  6. Sedia asuransi kesehatanSelain sakit, kecelakaan juga menjadi risiko bahaya ketika melakukan perjalanan. Tentu tidak terbayangkan ketika anda mengalami kecelakaan di negeri orang dan tidak memiliki uang yang cukup untuk biaya pengonatan. Kepemilikan asurani menjadi senjata ampuh untuk mencegah hal tersebut.
Tips diatas bukan menjadi penghambat untuk melakukan perjalanan. Sebelum melakukan perjalanan hendaknya kita mengetahui secara pasti situasi daerah yang akan kita tuju, baik kemanan ataupun situasi kesehatannya. Tentu saja perjalanan tidak akan berjalan dengan baik ketika harus sakit dan memtuskan untuk mengakhiri perjalanan secepat mungkin. Jangan pertaruhkan kesehatan anda dengan ketidak tahuan atau bahkan menyepelekan kesehatn anda. Untuk itu persiapkan diri anda sebaik mungkin dan Be Smart Traveller !

Selasa, 02 Desember 2014

Pelatihan P3K Bagi Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai

Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diperkirakan kapan dan dimana terjadinya, namun kecelakaan dapat di kendalikan dengan hirarki pengendalian bahaya, yaitu meminimalisir, mengganti sumber bahaya, administrasi dan pengggunaan alat pelindung diri. Kita sering kali berada dalam situasi dimana terjadi  korban kecelakaan, kemampuan kita sebagai penolong sangat menentukan nyawa serta seberapa parah akibat kecelakaa yang diterima korban.




Tempat kerja merupakan salah satu dari sumber kecelakaan yang sering terjadi. Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No.PER15/MEN/VII/2008 tentang Perrtolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja pada Bab 2, pasal 3 ayat 1 & 2 sebagaimana ayat 1 yang berbunyi : “petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 harus memliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenaga kerjaan” dan ayat 2 yang berbunyi “untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pad ayat 1 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Bekerja pada tempat kerja yang bersangkutan
  2. Sehat jasmani dan rohani
  3. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K dan
  4. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dibidang P3K ditempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai merupakan instansi pemerintah yang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya beresiko mengalami kecelakaan. Selain itu, dalam fungsi pelayanan kesehatan yang ada, petugas kantor kesehatan pelabuhan sering dihadapkan dengan situasi-situasi kecelakaan seperti penanganan korban kapal tenggelam, korban patah tulang, korban keracunan dan jenis kecelakaan lainnya.


Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang prima, kompetensi sumber daya manusia yang tersedia harus mempunyai kemampuan yang cukup, berpengalaman serta ‘update’ pengetahuannya yang berhubungan dengan penanganan kecelakaan tersebut. Untuk mendukung hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan  Kelas III Dumai bekerja sama dengan PT. OSH Indonesia mengadakan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan.


Pada pelatihan ini, peserta dibekali materi peraturan perundangan yang berkaitan dengan P3K, dasar P3K, anatomi dan faal tubuh, bahaya dan penanganan terhadap sengatan panas, keracunan,papran bahan kimia dan kejang, gangguan lokal (luka, perdarahan, luka bakar, patah tulang) dan tindakan pertolongannya, gangguan kesadaran dan tindakan pertolongannya, gangguan pernafasan serta tindakan pertolongannya dan evakuasi korban. Selain materi, dalam pelatihan ini juga dilakukan praktek sesuai dengan situasi yang ditentukan dengan harapan peseerta lebih mampu melakukan pertolongan sesuai dengan yang diharapkan.



Setelah melakukan training ini, diharapkan petugas kantor kesehatakn pelabuhan kelas III Dumai akan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam P3K serta mampu mengembangkan sistem penaganan P3K dalam pelaksanaan kerja nantinya.

Rabu, 26 November 2014

Basic Sea Survival Training Bagi Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai

Kespel Dumai-Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai merupakan salah satu  instansi pemerintah yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya berhkaitan dengan laut dan udara. Pekerjaan tersebut dapat berupa pemeriksaan kapal dalam kekarantinaan serta pemeriksaan sanitasi kapal yang pekerjaanya dapat dilakukan di tengah laut pada saat kapal berlabuh atau dipinggir sungai ketika kapal bersandar.


Kecelakaan dapat terjadi kapan dan dimana saja tanpa terkecuali dapat terjadi di Laut. Laut yang bukan merupakan habitat manusia memliki karakteristik yang harus dipahami manusia. Berbagai resiko yang mungkin terjadi dilaut beupa Man Over Boat (orang jatuh kelaut), Platform collapse (anjungan runtuh), kebakaran, kapal tenggelam dan kecelakaan saat transfer pekerja dari jetty ke boat.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta meminimalir resiko yang terjadi pada petugas KKP, maka perlu peningkatan kemampuan petugas dalam situasi berbahaya tersebut, salah satunya  adalah Basic Sea Survival (kemampuan keselamatan dan bertahan di air). Basic Sea Survival(BSE)merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang ketika menghadapai situasi/kecelakaan di perairan sehingga pada kondisi tertentu seseorang harus berjuang dan bertahan.


Kemampuan yang dimiliki seseroang setelah melakukan pelatihan BSE adalah mampu mengenal dan menggunakan peralatan survival dan teknik survive, penggunaan liferaft dan teknik manajamen dalam liferaft, survival diperairan dingin dan iklim tropis, mampu melompat ke air dengan aman dari ketinggian, berenang dan menarik korban dengan life jacket dan memanjat liferaft dan cargonet.


Dalam upaya peningkatan kemampuan petugas dalam pelaksanaan tugas fungsinya, petugas KKP Dumai melaksanakan pelatihan BSE. Dalam kegiatan ini bertindak sebagai pelatih adalag PT.OSH Indonesia. kegiatan ini berlanagsung selama dua hari di gedung dan GOR pertamina Simprug. Selain pemaparan materi, demo dan praktek langsung situasi dilaut dilakukan lebih memberi kepercayaan diri dan kemampuan petugas dalam situasi yang sebenarnya.

Minggu, 21 September 2014

Sosialisasi Tata Naskah Dinas Dan Pisah Sambut Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai

KESPELDUMAI, - Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai telah melaksanakan Sosialisasi Tata Naskah Dinas di Hotel Grand Zuri, Dumai. dr.H.Muhammad Budi Hidayat selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru bertindak sebagai narasumber dalam acara ini. Dalam penyampaiannya, narasumber memberikan arahan kepada pegawai KKP Kelas III Dumai untuk dapat bekerja sesuai prosedur dan bekerja dengan Tata naskah dinas yang dibawahi oleh Sub Bagian Tata Usaha sehingga proses administrasi dapat berjalan dengan baik.

Pisah Sambut Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai
Dalam kegiatan yang sama juga dilaksanakan pisah sambut  Kepala KKP Kelas III Dumai dari H.Efrizon, SKM yang menggantikan Kostan Sidauruk, S.Si yang kini menduduki jabatan baru sebagai Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Tembilahan. Turut hadir dalam acara ini adalah para Eselon IV beserta Staf dari KKP Kelas II Pekanbaru dan Kelas III Tembilahan.

Bapak Kostan Sidauruk, S.Si dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kerja sama dan bantuannya selama melaksanakan tugas di KKP Kelas III Dumai, pencapaian yang telah diraih hendaknya ditingkatkan sehingga Kantor Kesehatan Pelabuhan dapat lebih menunjukkan eksistensinya. Sementara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai yang baru, H.Efrizon, SKM mangatakan siap menjalankan tugas barunya dan meminta seluruh Pegawai dilingkungan KKP Kelas III Dumai dapat bekerja sama dengan baik nantinya. Diakhir sambutannya, H.Efrizon berkeinginan untuk menjadikan KKP Kelas III Dumai menjadi yang terbaik di daratan Riau nantinya.

Sebelum berkahirnya acara, dilakukan juga penyerahan cendramata dari seluruh Pegawai KKP Kelas III Dumai kepada Bapak Kostan Sidauruk, S.Si. penyerahan ini diwakili oleh Firman SKM, M.Kl.

Hari Perhubungan Nasional Kota Dumai Tahun 2014

KESPELDUMAI,- Pemerintah Kota Dumai memperingati Hari Perhubungan Nasional (HARHUBNAS) dipusatkan di halaman eks. kantor Walikota Dumai, Jala HR Soebrantas, Kecamatan Dumai Timur. Wakil Wali Kota Dumai, Agus Widayat bertindak sebagai pemimpin upacara. Dalam pidatonya, Wakil Walikota Dumai Agus Widayat mengajak segenap insan perhubungan agar dapat terus memantapkan komitmennya untuk bekerja lebih keras dan cerdas dalam melaksanakan program-programnya. Saat ini permasalahan yang dihadapi oleh sektor transportasi semakin kompleks. Aksesibilitas, keterjangkauan, transportasi massal, kelanjutan reformasi transportasi dan kepastian regulasi dalam penyelenggaraan transportasi menjadi isu yang harus segera diselesaikan, Rabu (17/9/14).
KKP Kelas III Dumai dalam Peringatan HARHUBNAS 2014
Tema dalam kegiatan tahun ini adalah melalui peringatan HARHUBNAS Kita Tingkatkan Pembangunan Sektor Transportasi Menuju Indonesia Yang Semakin Maju dan Sejahtera. Tahun 2014 ini, Pemerintah Kota Dumai kembali menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Jakarta. Penghargaan ini merupakan yang kedua kalinya diterima oleh Kota Dumai untuk bidang Pengelolaan Lalu Lintas. Penyerah penghargaan ini diwakili oleh Assisten II Bagian Pembangunan Syamsudin didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Marjohan, di Jakarta Kamis (11/9/14).

Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Aspek penataan transportasi yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya.

Dalam peringatan HARHUBNAS ini, Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan ikut hadir dalam Pleton gabungan dari instansi Bea dan Cukai, Imigrasi dan Karantina. Selain itu, tim Kantor Kesehatan Pelabuhan menjadi Tim Kesehatan pada kegiatan ini dengan penyediaan tenaga Medis dan Ambulance. Hingga berakhirnya kegiatan, tidak terdapat korban sakit dan jatuh pingsan.

Minggu, 14 September 2014

Kapal Pesiar dan Perlindungan Perairan dari Pencemaran

Kapal Pesiar adalah kapal yang dipakai untuk pelayaran pesiar. Penumpang menaiki kapal pesiar untuk menikmati waktu yang dihabiskan diatas kapal yang dilengkapi fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan hotel berbintang. Lama pelayaran pesiar bisa berbeda-beda, mulai dari beberapa hari sampai sekitar tiga bulan tidak kembali kepelabuhan asal keberangkatan.
Garbage Compactor di Kapal
Dalam pelayarannya, kapal pesiar menghasilkan banyak limbah seperti minyak, bahan kimia, plastik, limbah kotoran dan lainnya. Limbah yang mengapung dalam waktu tertentu terdampar ke pantai. Pembuangan limbah yang berasal dari kapal ini telah diatur dalam undang-undang atau hukum dan peraturan di tiap-tiap negara bahkan seluruh dunia. Dengan adanya peraturan tersebut, pelaut tidak dapat membuang limbahnya sembarangan diperairan.

Functional Sections Health And Medical Provide AEP Functionality



The Health and Medical function addresses the activities associated with the provision of emergency health and medical services at the airport. For the purposes of this section, health and medical include emergency medical service (EMS), public health, environmental health, mental health, and mortuary services. Related activities include:
  • Treatment, transport, and evacuation of the injured 
  • Removal of the dead; and disease control activities related to sanitation 
  • Prevention of contamination of water and food supplies during response operations during and after an emergency 
  • Depending on the needs and resources of a particular airport, consideration may be given to the preparation of separate sections for these functions
Situation and Assumptions. This section provides an overview and general assessment of the Health and medical capabilities of the airport to support emergency situations. Since most airports cannot sustain on-airport deliberate health and medical capabilities, this section should describe the capabilities of the surrounding communities it serves. This section should focus on:
  1. The airport’s capability to provide medical care, treatment, and transportation. 
  2. The overall support to victims, response personnel, and the general public during the emergency response and recovery phases. 
  3. Limitations or situations which may limit health and medical support. For example, those airports located in more remote areas may have limited medical/hospital support. Any such limitations should be discussed in this section. 
  4. Assumptions may include:
  • Maximum coordination and efficient use of off-airport medical resources will be required since this section addresses primarily large scale emergency and disaster events that would involve sufficient casualties and/or fatalities which may overwhelm local medical, health, and mortuary services capabilities. 

Amdal Lalu Lintas



Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Lalu Lintas atau yang sering disingkat AMDALLALIN biasa digunakan untuk menentukan dampak yang mungkin terjadi dari kegiatan usaha yang berhubungan dengan lalu lintas. Amdallalin biasa digunakan pada perusahaan Ekspedisi, pembangunan yang berhubungan dengan jalan raya, pembukaan kawasan perumahan atau kota. Berikut contoh studi kasus Amdallalin untuk jalan raya setelah adanya pembangunan perumahan.

Pembangunan perumahan berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of service/LOS), maka perlu untuk dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar tidak terjadi penurunan LOS. Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan Spring Tomorrow, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482 Dengan hasil analisis tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun mendatang ternyata masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu dibawah 0,80, kondisi jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C. Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang (Tahun 2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (Tahun 2015) menunjukkan nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 yang artinya jaug diatas tingkat derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan kendaraan masih bisa dikendalikan.

Referensi : Oleh Sri Utami Seyowati dalam Studi Kasus Pembangunan Perumahan Spring of Tomorrow Sidoarjo Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Dan Persimpangan pada Jurnal NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27

Minggu, 07 September 2014

Airport Emergency Plan

 “ telah terjadi kecelakaa pesawat saat melakukan pendaraan di Bandara X. Terlihat timbulan api yang berasal dari pesawat dan terdapat korban luka dan meninggal”

Berikut ilustrasi kejadian kecelakaan pesawat yang terjadi saat pesawat di Bandara X akan
melakukan pendaratan. Kejadian tersebut merupakan salah satu poin dalam penanggulangan keadaaan darurat di bandara (Airport Emergency Plan). Keadaan darurat yang dimaksud dalam AEP adalah (Peraturan Dirjenhub udara KP.378 tahun 2011) :
  1. Keadaan darurat melibatkan pesawat udara meliputi kecelakaan pesawat di bandar udara, kecelakaan pesawat disekitar bandar udara 5 NM (± 8 km), keadaan darurat dengan pesawat udara sedang terbang, gangguan tindakan melawan hukum terhadap pesawat udara, ancaman bom terhadap pesawat udara, keadan darurat saat pesawat didarat, siaga ditempat dan siaga cuaca.
  2. Keadaan darurat tanpa melibatkan pesawat udara meliputi ancaman bom yang melibatkan gedung di bandar udara dan kebakaran gedung dibandar udara.

Dokumen AEP (Airport Emergency Plan) merupakan salah satu dokumen wajib yang harus dimiliki bandara sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar Udara. Dokumen ini menjadi pegangan untuk penaggulangan keadaan darurat baik didalam maupun diluar kawasan bandar udara radisus 5 mile / 8 km. Rencana AEP ini juga tertuang dalam pasal 219 ayat 4 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 yang berbunyi bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur, dan personel, Unit penyelenggara bandar udara atau badan usaha bandar udara wajib melakukan pelatihan penanggulangan keadaan darurat secara berkala dan Pasal 345 menyebutkan bahwa Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara wajib membuat program penanggulangan keadaan darurat. Ketentuan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO), pada Annex 14 tentang Aerodromes Chapter 9.1 menyebutkan bahwa setiap bandar udara wajib membuat dan memiliki dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency Plan Doc.).

Dalam pelaksanaanya, Tim AEP ini tergabung dalam Anggota Komite Penanggulangan Keadaan
Darurat, beberapa unit instansi yang tergabung diantaranya seperti : Kepolisian dan TNI setempat CIQ, Kantor Pelabuhan, Dinas Pemadam Kebakaranl dan Kabupaten, Dinas Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, BASARNAS, Rumah Sakit Daerah Maupun Swasta serta beberapa pihak lainnya.


Sabtu, 30 Agustus 2014

Anda Calon Jamaah Haji ? 5 hal yang harus diketahui untuk tetap sehat selama beribadah

Musim haji telah tiba,  sebentar lagi  Calon Jemaah Haji Indonesia akan berangkat ketanah suci. Disana jemaah akan melaksanakan ibadah lebih kurang selama empat puluh hari. Dalam pelaksanaanya, Jemaah akan mengalami tantangan perubahan iklim seperti cuaca yang sangat panas dan rendahnya kelembaban. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan sebagai berikut :
  • Heat Stroke atau cedera panas disebabkan karena suhu panas yang tinggi serta aktivitas yang berlebih yang meningkatkan  suhu tubuh. Heat stroke berawal dari terjadinya heat cramp dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tingggi, lalu diikuti dengan het exhaustion atau kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Kelelahan terjadi jika anda tidak mempedulikan  gejala heat cramp seperti kepala pusing dan terasa ringan, kram otot, mual dan kulit terasa dingin. 
  • Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran bahkan meninggal dunia.
  •  Severe Fatique adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. penyebab dasar kelelahan dari individu adalah stress dan emosi, depresi, penyakit medis, gangguan tidur dan terlalu banyak makan (gizi berlebih).
Dikutip dari bisnis.com (30 agustus 2014), Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Calon Jamaah Haji yang hendak berangkat ketanah suci hendaknya memperhatikan 5 hal berikut ini : 
  1. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama konsumsi makanan bergizi, olah araga dan cukup istrahat. 
  2. Cobalah adaptasi bertahap dengan berjalan di panas matahari. 
  3. Di Arab Saudi selalu upayakan berada ditempat keteduhan  dan siapkan handuk kecil basah setiap saat. 
  4. Lebih banyak minum air putih saat di Arab Saudi. 
  5. Saat di Arab Saudi, perbanyak makan buah yang tersedia disana.