Senin, 26 Maret 2012

Prinsip Utama P3k

A. Pelaksanaan P3K, berupa:
  1. Tindakan yang harus dilakukan segera dan selalu diarahkan untuk penyelamatan hidup, dan
  2. Tindakan yang dapat dilakukan kemudian untuk pencegahan cacat dan menghindari kondisi korban memburuk
B. Tindakan yang Tak Boleh (Dilarang) dilakukan:
  1. Tindakan yang akan membahayakan hidup
  2. Tindakan yang memperburuk korban, atau
  3. Tindakan yang dapat menimbulkan cacat di kemudian hari
C. Rencana Pertolongan harus mempertimbangkan bagaimana
  1. Mempertahankan hidup korban, (periksa keadaan umum)
  2. Mengurangi penderitaan (perlu diteliti keadaan lokal)
  3. Mencegah pengotoran luka dan penderitaan lebih lanjut
  4. Secepat mungkin mengirim korban kepetugas kesehatan setempat.
D. Urutan tindakan P3K pada umumnya:
  1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
  2. Amankan korban dari tempat berbahaya.
  3. Perhatikan keadaan umum korban.
  4. Lakukan tindakan untuk mengatasi:
  • Gangguan pernafasan
  • Gangguan Perdarahan
  • Gangguan kesadaran
  • Segera lakukan pertolongan yang lebih sempurna, dengan sarana yang tersedia
  • Apabila korban sadar, langsung beritahukan dan tenangkan korban
(Sumber: Pedoman P3K-II, PMI,1990)

RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
DENGAN JUMLAH PEKERJA/BURUH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

Klasifikasi Tempat Kerja.
Jumlah Pekerja/Buruh.
Jumlah petugas P3K.
Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah.
25 – 150.
1 orang
> 150
1 orang untuk setiap 150 orang atau kurang.
Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi.
< 100
1 orang
> 100
1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang

ISI KOTAK P3K

No.
ISI
KOTAK A
(Untuk 25 pekeja/buruh atau kurang)
KOTAK B
(Untuk 50 pekerja/buruhatau kurang)
KOTAK C
(Untuk 100 pekerja/buruh atau kurang)
1.
Kasa steril terbungkus.
20
40
40
2.
Perban (lebar 5 Cm).
2
4
6
3.
Perban (lebar 10 Cm).
2
4
6
4.
Plester (lebar 1,25 Cm).
2
4
6
5.
Plester Cepat.
10
15
20
6.
Kapas (25 gram).
1
2
3
7.
Kain segitiga/mittela.
2
4
6
8.
Gunting.
1
1
1
9.
Peniti.
12
12
12
10.
Sarung tangan sekali pakai.
2
3
4
11.
(pasangan)
2
4
6
12.
Masker.
1
1
1
13.
Pinset.
1
1
1
14.
Lampu senter.
1
1
1
15.
Gelas untuk cuci mata.
1
2
3
16.
Kantong plastik bersih.
1
1
1
17.
Aquades (100 ml lar.Saline)
1
1
1
18.
Povidon Iodin (60ml)
1
1
1
19.
Alkohol 70 %.
1
1
1
20.
Buku panduan P3K di tempat kerja.
1
1
1
21.
Buku catatan.
Daftar isi kotak.
1
1
1

JUMLAH PEKERJA/BURUH, JENIS KOTAK P3K
DAN JUMLAH KOTAK P3K
Jumlah
Pekerja/Buruh
Jenis kotak P3K
Jumlah Kotak P3K
Tiap 1 (Satu) Unit Kerja.
Kurang dari 26
Pekerja/buruh
A
1 kotak A
26 s.d 50
Pekerja/buruh
B/A
1 kotak B atau,
2 kotak A.
51 s.d 100.
Pekerja/buruh
C/B/A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A.
Setiap 100
Pekerja/buruh.
C/B/A
1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A.

Keterangan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B.

Keterampilan Pertama Pada Kecelakaan

Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
  •  Berhenti bernafas
  •  Pendarahan parah
  •  Shok
  •  Patah tulang
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
  
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
  • Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
  • Rahang ditarik sampai mulut terbuka
  • Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
 Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
  • Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
  • Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
P3K bagi korban Sengatan Listrik
  • Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
  • Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
  •  Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
  • Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
  • Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
  • Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
  • Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
  • Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
Tanda-tanda Shok:
  • Denyut nadi cepat tapi lemah
  •  Merasa lemas
  •  Muka pucat
  •  Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
  •  Merasa haus
  •   Merasa mual
  •  Nafas tidak teratur
  •  Tekanan darah sangat rendah
Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
  • Menghentikan pendarahan
  •  Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
  • Memberi nafas buatan
  • Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
 Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
  •  Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
  • Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
  • Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
  • Usahakan pasien tidak melihat lukanya
  • Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
  •  1 sendok teh garam dapur
  • ½ sendok teh tepung soda kue4-5 gelas air
  • dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
  • perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
  • Cepat-cepat panggil dokter
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
 P3K patah tulang
  Tanda-tanda patah tulang:
  •  Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
  •  Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
  • Ada rasa nyeri kalau digerakkan
Kulit tidak terasa kalau disentuh Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

 Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
 Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
  • Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
  • Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
  • hentikan pendarahan serius yang terjadi
  • usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
  • upayakan lalu lintas udara tetap lancer
  • jika diperlukan buatlah nafas buatan
  • jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
  • Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
  • Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
 Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya

 Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
  • Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
  • Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
  • Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
  • Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
  Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
  • Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
  • Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
  • Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
  • Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
 Patah Tulang Lengan Bawah
  • Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
  • Patah Tulang di paha
  • Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
  • Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
  • Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
  • Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
  •  Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
Pembalut dan Pembalutan
 Pembalut
Macam-macam pembalut:
  • Pembalut kasa gulung
  • Pembalut kasa perekat
  • Pembalut penekan
  • Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
  • Gulungan kapas
  • Pembalut segi tiga (mitella)
 Pembalutan
  • Pembalutan segitiga pada kepala, kening
  • Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kak
  • Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
  • Membalut telapak tangan dengan pembalut das
  • Pembalutan spiral pada tangan
  • Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
  • Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
  • Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
  • Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
  • Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
  • Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah
  • Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
PENUTUP
Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kpada orang lain.

Sejarah K3


sejarah k3
SAFE ACTION AND SAFE CONDITION

Selama ini Anda selalu mendengan promosi tentang K3 dan bahkan masih ada orang yang tidak mengetahui apa itu K3 tetapi hanya ikut mengucapkan K3, K3 dan K3 bahkan meneriakkan Utamakan K3.


Supaya lebih mengerti dan mengetahui tentang K3, kali ini saya posting mengenai sejarah Keseleamatan, Kesehatan Kerja (K3). Saya yakin kebanyakan dari Anda belum tahu mengapa K3 yang sekarang ini ada dan bagaimana asal mula K3 terbentuk dan sejak kapankah K3 ini diterapkan.

Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern sekarang secara ringkas adalah sebagai berikut :

a. Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak dan kapak yang mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebih besar proporsinya pada mata kapak atau ujung tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.

b. Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak
Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar 3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi.  Pada tahun 2000 BC muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya kompensasi asuransi bagi pekerja.

c. Zaman Mesir Kuno
Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja. Pada tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II juga meminta para pekerja untuk membangun “temple” Rameuseum. Untuk menjaga agar pekerjaannya lancar Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.

d. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.

e. Zaman Romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.

f. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus menggunakan masker.

g. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialami oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.

h. Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714) dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal : Discourse on the diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada masa itu jarang yang melihat hubungan antara pekerjaan dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia mendiagnosa seseorang yaitu “ What is Your occupation ?”. ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic factors).

i. Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization)

Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :
  1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai sumber energi.
  2. Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
  3. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya bidang industri kimia dan logam).
  4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
  5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.
j. Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)

Sejak era revolusi industri diatas samapai dengan pertengahan abad 20 maka penggunaan teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini. Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan alat-alat pengaman lainnya juga turut berkembang.

k. Era Manajemen dan Manjemen K3


Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang. Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition). Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun system otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan bahwa factor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun 1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.

l. Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan hak asazi manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3.
sumber: smkyadika3.sch.id/pembelajaran/IntrotoK3.pdf